Hingga kini, virus corona masih genjar diperbincangkan oleh banyak warga dunia lantaran penyebarannya yang begitu masif.
Sejumlah negara menyatakan warganya terinfeksi oleh virus yang sangat membuat warga dunia was-was. Tercatat telah ada 16 negara yang terkena dampak penyebaran virus corona ini.
Di antara negara yang terdampak virus ini adalah Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Australia,Thailand, Malaysia dan Cina sendiri sebagai negara asal virus tersebut.
Namun tahukah Anda bahwa virus mematikan yang dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Mesir?
Yah, dia lah Ali Mohamed Zaki, seorang dokter sekaligus profesor yang berasal dari Rumah Sakit Dr Soliman Fakeh, Jeddah, Arab Saudi ini merupakan warganegara Mesir.
Pada Oktober 2012, Dokter Ali Mohamed Zaki ini pertama kali mempublikasikan temuannya di salah satu jurnal bernama The New England Journal of Medicine (NEJM).
Dalam studinya itu, ia mengulas pengenai pengangannya pada seorang pria berusia 60 tahun. Pria yang saat ia tangani menderita virus yang saat ini kita sebut sbagai virus corona, dilansir dari Okezone.com
Dalam penanganannya itu, pria tersebut mengalami infeksi di paru-parunya. Setelah menjalani perawatan intensif dan penangannya yang serius dari Dokter Ali, pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia.
Meski begitu, Dokter Ali berhasil mengungkap penyebab mengapa pria tersebut meninggal. Setelah itu, hasil penelitiannya itu dikirim ke laboratirium virologi di Erasmus Medical Center, Rotterdam, Belnda.
Setelah ditangani di laboratorium di Belanda, virus yang membuat paru-paru seorang pria 60 tahun tersebut meninggal adalah virus corona.
Virus Corona Dinyatakan sebagai Darurat Global
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan darurat kesehatan global mengenai wabah corona yang terus menyebar ke berbagai negara dalam rapat yang digelar di Jenewa, Swiss.
WHO mengkhawatirkan virus mematikan tersebut dapat menyebar ke negara lain dengan sistem kesehatan yang semakin lemah.
WHO merekomendasikan otoritas kesehatan nasional di seluruh dunia untuk menigkatkan pemantauan, kesiagaan, dan pencegahannya.
Tercatat ada 98 kasus di 18 negara di luar negara China yang diungkapkan WHO, namun sejauh ini tidak ada kematian. Namun, terdapat 8 kasus infeksi antar manusia yakni di Jerman, Jepang, Vietnam, dan Amerika Serikat.