Membuat nyaman pengunjung saat momentum wisata di Pantai Garut adalah keharusan, sehingga mereka menikmati tempat wisata. Dengan merasa nyaman, mereka akan terkesan dan menceritakan pengalaman perjalanannya kepada khalayak. Citra pariwisata tersebut akan melambung dan mengundang wisatawan berdatangan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menyatakan siap meningkatkan optimalisasi pengawasan di obyek wisata pesisir. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, selama ini pihaknya telah menyiagakan petugas di kawasan pantai yang menjadi destinasi wisata.
Contohnya Pantai Santolo, Sayang Heulang, Ranca Buaya, dan objek wisata pantai lainnya. Namun luasnya pantai di Garut membuat tidak semua lokasibdapat terawasi oleh petugas secara optimal. “Jumlah petugas kita terbatas,” kata dia pada Ahad (14/4).
Namun, ia menambahkan, saat ini pemerintah daerah akan merekrut sejumlah petugas untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan yang datang di kawasan pantai Garut. Hal itu dilakukan demi mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Meskipun petugas disiagakan, pelancong juga harus memiliki kesadaran tentang bahaya berwisata di pantai, untuk itu wajib mematuhi peraturan dan rambu-rambu larangan. “Wisatawan harus lebih hati-hati jika pergi ke pantai, harus selalu memerhatikan rambu-rambu yang ada,” kata dia.
Hingga Kamis (11/4) Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung menemukan dua orang meninggal dunia saat sedang berenang di kawasan wisata di Garut. Satu korban ditemukan di Pantai Karang Papak, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, setelah tiga hari hilang terbawa ombak.
Juru Bicara Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor mengatakan, timnya bersama petugas gabungan lain melakukan pencarian dengan menyusuri pantai dan lautan, hingga akhirnya jasad Asep Rohendi (19) ditemukan. “Korban ditemukan tidak jauh dari tempat kejadian musibah dalam keadaan meninggal dunia,” kata dia.
Menurut dia, jasad korban dibawa ke Puskesmas Cikelet, sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga korban.
Kejadian tragis juga dialami pemuda berusia 15 tahun ketika berenang di kawasan Air Terjun Batusari, Kecamatan Cisompet, Kamis (11/4). Korban atas nama Fauzi itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah sempat dilakukan pencarian selama beberapa jam oleh tim gabungan TNI-Polri, dan masyarakat setempat.
“Korban sudah ditemukan,” kata Joshua.
Ia mengimbau, warga atau wisatawan lebih mengutamakan keselamatan. Pasalnya, saat ini keadaan debit sungai dan gelombang laut tak menentu. Ia mengatakan, masyarakat harus lebih hati-hati.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga telah merilis peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah Indonesia dalam kurun waktu empat hari ke depan hingga 14 April.
Penyebab potensi gelombang tinggi itu ditengarai karena adanya pola tekanan rendah 1000 hPa yang terjadi di Samudera Hindia barat laut Australia, 1007 hPa di Samudra Hindia Barat Sumatra, dan 1006 hPa di Samudra Hindia selatan NTT.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…