Salah satu alasan seorang muslim mengerjakan umroh backpacker atau umroh mandiri adalah untuk menekan biaya. Pasalnya, umroh secara mandiri bisa sangat murah dibandingkan dengan ikut biro.
Umroh backpacker belakangan menjadi pilihan bagi sebagian orang setelah Pemerintah Arab Saudi membuka pengajuan visa kunjungan secara mandiri ke negara tersebut.
Ini dimanfaatkan oleh sebagian µuslim yang ingin berkunjung ke Tanah Suci untuk mengerjakan ibadah umroh. Namun, tahukah Anda bahwa umroh backpacker ini juga memiliki banyak resiko.
Memahami Esensi Ibadah Umroh
Ibadah umroh bisa juga disebut sebagai perjalanan wisata religius. Tetapi perlu diingat, menunaikan ibadah umroh ini berbeda sama sekali dengan perjalanan wisata religi lainnya.
Terlebih, ada yang menganggap bahwa perjalanan ibadah umroh ini seperti perjalanan wisata atau liburan biasa. Ini pemahaman yang perlu diluruskan, karena ini sangat berbeda.
Ibadah umroh tidak hanya terkait dengan perjalanan fisik semata, melainkan juga perjalanan spiritual. Artinya, perlu memahami tata cara dalam mengerjakan ibadah ini dengan benar.
Berbeda dengan perjalanan wisata, perjalanan ibadah umroh juga mengandung unsur rohani, sehingga tidak bisa dilakukan dengan niat sembarangan.
Maka tak jarang, jamaah umroh mengajak pembimbing spiritual agar umroh yang dijalankan menjadi semakin mantap dan berkah.
Lantas apa risiko yang perlu diwaspadai saat melakukan umroh backpacker?
Komunikasi
Mengerjakan umroh backpacker, artinya Anda berangkat secara mandiri, tidak bersama rombongan. Kalau ada persoalan, Anda juga harus menyelesaikannya secara mandiri.
Berbeda dengan mengikuti biro travel umroh, Anda tidak akan kesulitan dalam menghadapi persoalan di lapangan. Kendala bisa bermacam-macam bentuknya, tetapi paling nyata adalah kendala bahasa.
Akomodasi
Persoalan akomodasi ini tidak akan terjadi bila Anda ikut rombongan bersama biro travel. Pasalnya, mereka sudah berpengalaman dalam mengurus akomodasi untuk keperluan umroh.
Perlu diketahui, selama Anda mengerjakan umroh, ada sejumlah akomodasi yang harus Anda persiapkan jauh-jauh hari seperti keperluan maskapai, hotel, transportasi di Makkah dan Madinah, surat izin masuk tempat wisata, hingga tasreh masuk Raudhah.
Sederet keperluan itu, tak perlu Anda pusingkan jika ikut umroh bersama biro. Namun, jika Anda berangkat secara mandiri, sederet keperluan di atas, perlu Anda persiapkan secara mandiri.
Belum Tentu Lebih Murah
Anggap saja Anda ingin menjadwalkan ibadah umroh selama 10 hari. Ini sudah termasuk perjalanan Indonesia-Saudi, dan rencana perjalanan wisata di tempat-tempat sejarah di Saudi.
Untuk mendapatkan harga yang lebih murah, Anda harus memastikan semua harga akumulasi, mulai dari tiket, hotel, makan, hingga tiket masuk ke tempat wisata dengan harga yang murah.
Kalau hanya mendapat tiket dengan harga murah, belum tentu harga-harga lainnya juga bisa Anda dapatkan dengan harga terjangkau. Bisa jadi malah membengkak di pos pengeluaran lainnya.
Karena, harga yang Anda dapat saat mengerjakan umroh backpacker, selalu fluktuatif, bisa jadi murah ketika Anda check di internet, namun ketika sudah tiba di lokasi, harganya bisa lebih mahal.
Berbeda dengan harga yang ditawarkan biro umroh. Mereka akan menawarkan harga fix sebelum berangkat ke Tanah Suci. Artinya, semua risiko terkait perubahan harga, tidak lagi menjadi tanggungjawab Anda, seperti saat Anda melakukan umroh backpacker.