Sirah

Wasiat Rasulullah Menjelang Wafat untuk Kaum Anshar

Berikut adalah wasiat Rasulullah untuk Kamu Anshar, dikutip dari Sirah Nabi karya Ibnu Ishaq. Suatu ketika, Az-Zuhri mengatakan bahwa Abdullah bin Ka’ab bin Malik bercerita kepadanya mengenai Rasulullah yang mendoakan para syuhada’ Uhud, memohonkan ampunan untuk mereka, dan menyebutkan tentang mereka.

Wasiat Rasulullah itu adalah tertuang dalam sebuah hadis. Rasulullah bersabda, “Wahai seluruh kaum Muhajirin, tetaplah kalian berbuat baik terhadap kaum Anshar, karena jumlah kalian terus bertambah, sedang tidaklah bertambah kecuali sebagaimana keadaan mereka pada hari ini.”

Selanjutnya, “Sesungguhnya kaum Anshar adalah pembelaku dan tempat menjaga rahasiaku yang aku berlindung kepadanya. Maka berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan.”

Abdullah bin Ka’b melanjutkan, setelah itu Rasulullah turun dari mimbar lalu masuk ke rumahnya sementara sakitnya semakin kritis hingga beliau tidak sadarkan diri.
Istri-istri Rasulullah seperti Ummu Salamah dan Maimunah, serta wanita-wanita kaum Muslimin seperti Asma’ binti Unais berkumpul di sekitar Rasulullah.

Menjelang Wasiat Rasulullah yang Terakhir

Al-Abbas, paman Rasulullah, juga berada di sisi beliau. Mereka sepakat untuk memasukkan obat ke mulut beliau. Kemudian Al-Abbas memasukkan obat ke mulut Rasulullah.

Saat Nabi Muhammad siuman, beliau bersabda, “Siapa yang melakukan ini terhadapku?” Orang-orang menjawab: “Wahai Rasullullah, pamanmu sendiri.” Rasulullah bersabda: “Itu adalah obat yang dibawa wanita-wanita yang datang dari Habasyah. “Rasulullah bersabda lagi: “Kenapa kalian berbuat seperti itu?”

Al-Abbas menjawab: “Wahai Rasulullah, kami semua khawatir engkau terkena serangan penyakit pleurisy (radang selaput dada).” Rasulullah bersabda: “Penyakit tersebut tidak akan Allah timpakan kepadaku.”

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Sa’id bin Ubaid As-Sabbaq berkata padaku, dari Muhammad bin Usamah, dari ayahnya, Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhu, ia berkata: “Tatkala sakit Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam semakin kritis, aku dan anak buahku pulang ke Madinah, kemudian aku menemui Rasulullah yang pada saat itu diam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. Beliau menengadahkan tangan ke langit kemudian meletakkan tangannya kepadaku. Aku pun paham bahwj beliau sedang mendoakanku.”

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Ibnu Syihab Az-Zuhri berkata, “Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bercerita kepadaku, dari Aisyah Radhiyallahu Anha ia berkata, “Saat itu, aku seringkali mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah hanya akan mewafatkan para nabi apabila Dia sudah memberinya pilihan.”

Mujib

Lihat Komentar

Recent Posts

Hegrah Al Ula, Saksi Bisu Kebeneran Kisah Nabi Salih dan Kaum Tsamud

Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…

2 months ago

Langkah Pemerintah Pakistan Kurangi Jumlah Pengemis di Arab Saudi

Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…

2 months ago

7 Tempat Doa Mustajab di Makkah, Dengan Niat Ikhlas Insyaallah Terkabul

Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…

2 months ago

Begini BPS Melakukan Survei Kepuasan Jamaah Haji 2024, Independen Tidak?

Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…

2 months ago

7 Julukan Kota Makkah dan Asal Usul Penamaannya

Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…

2 months ago

Dituding Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Ini Kegiatan Menag di Perancis

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…

2 months ago