Oleh: Sari Mawarni
Budget pas-pasan tapi mau wisata seru di dalam negeri rasa luar negeri? Bisa banget!
Jika kebanyakan wisatawan domestik langsung berpikir jawabannya hanya berwisata di Bali, tidak salah juga. Tapi, tepat di seberang Bali, Indonesia punya Banyuwangi dengan berbagai pilihan destinasi wisata alam unggulan sama seperti yang dimiliki Islandia, New Zealand bahkan Afrika!
Banyuwangi memang layak diperhitungkan sebagai destinasi wisata incaran wisatawan domestik sekaligus wisatawan internasional. Pantas saja, Banyuwangi termasuk bagian dari 10 Bali Baru yang juga gencar dipromosikan pemerintah melalui Program Wonderful Indonesia.
Destinasi pertama yang wajib dikunjungi untuk memuaskan rasa penasaran akan sensasi berwisata di Islandia adalah Gunung Ijen. Tepat di bawah Kawah Ijen, wisatawan akan menemui fenomena alam yang luar biasa dari api biru (blue fire). Pemandangan yang hanya ada di Indonesia dan Islandia ini hanya bisa didapat bila kita berhasil mencapai puncak gunung, lalu melanjutkan perjalanan kembali menuruni kawah.
Karena Gunung Ijen tergolong gunung berapi yang aktif, bau belerang yang menyengat akan menyelubungi sekujur tubuh. Untuk itu, pendaki sebaiknya menggunakan masker agar terhindar dari bau belerang.
Api biru hanya dapat disaksikan sebelum matahari terbit. Jadi, pastikan telah bersiap mendaki menuju puncak Gunung Ijen sejak pukul 12 atau 1 dini hari. Dengan jalur pendakian cukup menantang, butuh waktu sekitar 2-3 jam hingga tiba di puncak. Ditambah lagi 1 jam perjalanan menuruni kawah gunung.
Sayangnya, waktu itu saya hanya bisa memandangi fenomena api biru dari puncak Ijen. Meski dari kejauhan, saya bisa membayangkan betapa cantiknya letupan-letupan blue fire jika dilihat dari jarak lebih dekat.
Bila tidak kuat melanjutkan perjalanan dan gagal menyaksikan blue fire sekali pun, tidak perlu khawatir. Pemandangan Kawah Ijen sendiri amat menakjubkan. Di sinilah, kita dapat menikmati pemandangan matahari terbit lebih awal dibandingkan daerah Jawa lainnya. Jadi, jangan heran Banyuwangi dijuluki The Sunrise of Java.
Tidak sekadar menyaksikan terbitnya matahari, wisatawan juga akan takjub melihat keindahan Kawah Ijen yang berwarna hijau tosca. Saya menikmati menit demi menit ketika awan perlahan bergeser membuka pemandangan tersebut pada pukul 5 pagi.
Untuk pemandangan terbaik, disarankan bepergian ke Ijen pada musim kemarau sekitar Juli sampai Agustus. Dengan cuaca lebih cerah dipastikan wisatawan lebih mudah menyaksikan blue fire dan pemandangan berkilau dari Kawah Ijen.
Disambut dengan suasana yang rindang dan tenang, wisatawan akan menikmati pemandangan pohon trembesi. Selain memiliki batang pohon yang besar, daunnya pun berbentuk unik. Sejuknya udara dan hijaunya dedaunan sejenak membuat kita bisa bernapas lega sekaligus menyehatkan mata.
Selain menawarkan kesejukan, Jawatan Benculuk juga memiliki spot foto yang instagramable. Tak sedikit orang menjadikan hutan trembesi sebagai lokasi foto prewedding.
Saya sendiri lebih tertarik berfoto ala kurcaci bak hobbit untuk menyimpan memori bersama pohon raksasa ini. Bagi wisatawan yang ingin mengelilingi kawasan Jawatan, bisa memanfaatkan fasilitas delman dengan tarif yang bisa ditawar. Luas Jawatan sendiri mencapai 3 hektar!
Destinasi terakhir yang tak kalah menarik adalah Taman Nasional Baluran. Tidak perlu jauh-jauh menuju Benua Afrika hanya untuk melihat pemandangan padang savana. Banyuwangi juga punya wisata safari flora dan fauna yang mendunia.
Saya cukup beruntung dapat menyaksikan burung cendrawasih yang menyeberangi jalan lalu terbang meninggi saat mobil yang kami tumpangi melintas. Binatang kera pun dengan asyiknya seliweran di tengah wisatawan saat memarkir kendaraan.
Namun, saya cukup merasa tegang tatkala tiba di padang savana yang kering. Saat itu, saya hendak mencapai batas berjalan yang ditentukan dan merasa aneh dengan pemandangan tanah yang retak dan berlubang-lubang di bawah kaki.
Keinginan untuk mencapai jarak lebih jauh melintasi batas amatlah besar karena terdorong rasa penasaran melihat sekelompok bison liar. Apalagi ada dua pemuda juga yang nekat melanggar batasan wilayah tersebut.
Dari kejauhan, saya mendengar teriakan penjaga kawasan Baluran. Ia berkata, tanah yang kami pijak ditakutkan telah menjadi sarang ular. Rasa penasaran pun berganti khawatir karena tanah berlubang yang saya sempat pijak memang tampak seperti sarang ular.
Untuk menyingkirkan rasa takut tersebut, tentulah ini menjadi waktu yang tepat untuk banyak berfoto. Berlatar belakang Gunung Baluran dan padang savana yang kering, foto yang didapatkan punya kesan yang kuat.
Nah, terbukti bukan, Banyuwangi punya berbagai pilihan destinasi rasa luar negeri tanpa perlu mengeluarkan biaya belasan juta rupiah. Biaya retribusi di ketiga destinasi wisata tersebut amat terjangkau.
Bahkan kini selain menggunakan kereta api, bus atau kendaraan pribadi, aksesibilitas wisatawan juga dimudahkan dengan adanya Bandar Udara Internasional Banyuwangi.
Sudah banyak pilihan moda transportasi, pilihan destinasi wisata alam yang fenomenal, tinggal pilih waktu yang tepat untuk jalan-jalan ke Banyuwangi deh. Selamat berpetualang!
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…