Oleh Risma Dewi Purwita
Sumba. Jika kita mendengar nama daerah yang satu ini, kebanyakan orang akan mengingat hewan yang banyak ditemukan di sana, yaitu kuda. Selain dikenal dengan kuda, daerah ini juga terkenal dengan wisata alam yang unik dan menarik.
Kain tenun Sumba juga sudah merambah ke dunia industri. Bahkan Didiet Maulana, seorang desainer ternama terpikat dengan keindahan kain tenun Sumba. Karena kekayaan alamnya Sumba banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Maka tak heran, salah satu kebudayaannya, yaitu Pasola meraih penghargaan Anugerah Pesona Indonesia pada tahun 2016.
Sebagai orang yang berdomisili di Sumba, saya tak mau ketinggalan untuk dapat merasakan keindahan alamnya. Tepatnya di Sumba Barat Daya (SBD). Ini merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. SBD adalah pemekaran dari Sumba Barat. Jadi, usianya terbilang masih muda.
Pertama kali datang ke SBD, saya mengunjungi sebuah danau yang berada di Desa Kalenarogo, Kecamatan Kodi Utara, yaitu Danau Weekuri. Tunggu dulu, danau yang saya maksud bukan danau pada umumnya ya.
Danau tersebut terbentuk dari percikan air laut melalui karang, kemudian menembus daratan. Seperti namanya, weekuri: wee artinya air dan kuri artinya parutan atau percikan. Jadi danau Weekuri ini terbentuk secara alami dari perciakan air laut yang melalui karang.
Pengunjung bisa berenang? Tentu saja bisa. Karena dasar dari daunau tersebut adalah pasir putih dan dindingnya adalah batu karang, pengunjung akan merasakan sensasi yang berbeda, yaitu kolam renang yang berasa pantai. Selain itu, suasana yang sejuk karena rindangnya pepohonan yang mengelilingi danau, menambah kesan alami. Unik bukan?
Setelah menyambangi danau Weekuri, kita beralih ke Pantai Rantenggaro. Pantai Ratenggaro terletak di Desa Ratenggaro, Kecamatan Kodi Bangedo. Sekitar 20-30 menit dari Danau Weekuri. Jika dari pusat kota, pantai ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam perjalanan menggunakan kendaraan.
Mengunjungi tempat wisata ini, pengunjung bukan hanya disuguhi dengan hamparan pasir putih dari pantainya, melainkan pengunjung diajak melihat bukti peninggalan pada zaman megalitikum, yaitu makam batu besar. Jadi, tidak jauh dari pantai terdapat makam dengan batu besar dengan tinggi mencapai 3 meter. Wah, tempat yang bersejarah sekali bukan?
Selain itu, hanya dengan berjalan kaki beberapa meter dari pantai, pengunjung bisa melihat rumah adat Ratenggaro. Jika ingin berfoto, pengunjung bisa memakai kain tenun Sumba yang dipinjamkan oleh warga kampung adat. Jadi, berwisata ke sana, bukan hanya bisa menikmati keindahan pantainya saja, melainkan bisa mengenal lebih dekat kebudayaan dari daerah Sumba.
Page: 1 2
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…