Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) makin sering dikunjungi masyarakat Indonesia, baik secara langsung atau singgah setelah mengerjakan ibadah umrah di Arab Saudi. Tempat ini menjadi primadona bagi pecinta wisata kelas atas.
Megahnya Dubai, menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang. Tempat ini memang sangat mewah, megah, dan modern. Teknologi transportasi terbaru seperti kereta cepat pun tersedia di kota ini.
Di balik gemerlap lampu-lampu kota dan tingginya Burj Khalifah, ternyata Kota Dubai juga menyimpan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Dan, untuk mengetahui secara singkat namun padat, adalah dengan datang ke Al Fahidi Historical Neighbourhood.
Al Fahidi Historical Neighbourhood, dulunya disebut Al Bastakiya. Tempat ini merupakan sebuah distrik bersejarah di Dubai, bersama dengan Al Shindagha, Al Bastakiya merupakan salah satu wilayah penghunian tertua di Dubai.
Nama Al bastakiya berasal dari daerah Bastak di Iran, di mana para penghuni berpindah. Wilayah ini terletak di sepanjang Dubai Creek dan meliputi jalan sempit dan menara angin, juga Benteng Al Fahidi, bangunan utuh tertua di Dubai.
Pembangunan Al Bastakiya dilakukan tahun 1890-an. Di pusatnya, wilayah ini mampu menyediakan 60 unit perumahan, kebanyakan di antaranya dipisahkan oleh jalan sempit dan berbelok.
Tiga Lokasi yang Wajib Dikunjungi di Al Fahidi Historical Neighbourhood, Dubai:
1. Warisan Budaya
Tempat pertama, adalah SMCUU atau Pusat Pemahaman Budaya Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Tempat ini dikelilingi lebih dari 50 rumah tradisional warga Emirat. Dari sini Anda bisa lanjut ke Museum Koin.
Museum Koin adalah rumah yang menyimpan 470 koin langka dari berbagai masa, antara lain Kekaisaran Inggris Raya dan India. Sempatkan juga berkunjung ke Symposium House dan Event House untuk melihat kerajinan buatan pengrajin lokal. Sementara di Calligraphy House Dar Al Khatt, pengunjung bisa melihat kaligrafi Arab.
2. Museum Kopi
Kopi adalah minuman yang sudah menemani bangsa Arab sejak lama. Bahkan ini terjadi jauh sebelum biji hitam ini masuk ke benua Eropa. Bagi mereka, kopi adalah minuman yang bernilai sejarah tinggi.
Di museum ini, Anda bisa mengenal legenda Kaldi, yaitu seorang warga Ethiopia yang menggembalakan kambing dan menemukan biji kopi. Museum kopi juga memiliki artefak menarik seperti penggiling kopi dari masa Perang Dunia I.
3. Sungai Dubai
Usai menyeruput kopi khas Arab, tibalah waktunya untuk menyeberangi Sungai Dubai, yang menjadi lokasi tempat tinggal populer dan tempat perkembangan pelabuhan dan mutiara. Dengan mengeluarkan 1 dirham (sekitar Rp 4.000), wisatawan bisa naik kapal feri tradisional abra untuk melintasi sungai yang memisahkan wilayah bersejarah Bur Dubai dengan Deira, pusat kota yang modern.
Setelah menyeberang, kunjungi pasar rempah untuk mencicipi berbagai cita rasa dan menemukan resep baru. Seperti pasar tradisional, pedagang di Spice Souk terbuka untuk tawar-menawar dan pengunjung bisa berhemat jika membeli dalam jumlah banyak.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…
Lihat Komentar