Jika traveler pergi ke Purworejo jangan lupa mengunjungi destinasi wisata Pasar Inis. Apa sih keunikan pasar tradisional yang terhampar di tengah sawah ini?
Pasar Inis terletak di Desa Brondongrejo, Kecamatan Purwodadi. Meski berada di tengah pedesaan, namun detinasi wisata ini cukup gampang dicari. Jika sudah sampai di jalan Jogja KM 7, pengunjung tinggal masuk ke arah barat sekitar 3 km dan akan menemukan pasar tradisional di tengah hamparan sawah.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Inis, Ester Yuni Astuti (55) menuturkan kata Inis berasal dari Bahasa Jawa yang berarti sejuk, adem dan tertiup angin sepoi-sepoi. Karena letaknya yang berada di pedesaan dan dikelilingi persawahan serta pepohonan, maka pasar ini disebut Pasar Inis.
“Dinamakan Pasar Inis karena suasananya silir atau sejuk karena banyak pepohonan di sekitar tempat ini. Jadi adem,” kata Ester ketika ditemui tfanews.com di lokasi, Rabu (24/4/2019).
Berbagai makanan tradisional pun dijajakan pedagang yang memakai kebaya lengkap dengan capingnya di dalam saung-saung yang berjajar rapi. Uniknya, setiap pengunjung yang datang harus menukar uang rupiah dengan dit pring atau uang dari bambu yang digunakan untuk transaksi di pasar yang hanya buka setiap hari Minggu pukul 05.00 hingga 11.00 WIB ini.
“Makanannya macem-macem, ada sego urap, sego telang, lupis, growol, jamu, wedang telang dan lain-lain pokoknya yang tidak ada di tempat lain. Sebelum masuk pasar pengunjung bisa menukar uang rupiah dengan dit pring untuk transaksi, pecahannya mulai dari Rp 2 ribu sampai Rp 20 ribu. Untuk Bulan Ramadan besok bukanya sore sampai berbuka,” jelasnya.
Setelah membeli makanan, pengunjung bisa menikmatinya sambil duduk di deretan bangku bambu yang telah ditata rapi dalam Halte Inis. Selain berbagai makanan dan minuman tradisional, di pasar ini juga disediakan permainan tradisional seperti egrang, teklek panjang hingga arena mobil untuk anak-anak.
Sembari menikmati menu ‘ndeso’, pengunjung bisa menikmati pula sajian musik tradisonal angklung melung. Untuk memperingati Hari Kartini sekaligus merayakan ulang tahun Pasar Inis yang pertama, berbagai perlombaan pun digelar.
“Hari ini tambah meriah karena ada puncak peringatan hari ulang tahun Pasar Inis yang pertama, sebenarnya ulang tahunnya tanggal 8 April tapi sekaligus dibarengkan dengan Hari Kartini 21 April. Untuk itu diadakan juga lomba-lomba seperti fashion show, 3 on 3 rinjing sawah, estafet wedang telang tanpa Selang, melukis Inis, tangkap bebek di sawah, dan adi busono wong-wongan sawah,” lanjutnya.
Tak hanya itu, bagi pengunjung yang ingin berfoto selfie, spot-spot unik serta taman bunga juga tersedia. Salah satu pengunjung, Titis Hestiningtyas (30) yang tak henti-hentinya memainkan kamera ponselnya untuk berfoto selfie di taman bunga.
Ia mengaku senang bisa menghabiskan waktu di pasar tersebut. Bahkan ia sudah lebih dari sekali mengunjungi tempat wisata tradisional ini.
“Bagus, nggak bosan. Makanannya juga enak, tadi beli pakai uang bambu. Suasananya enak sejuk, cocok kalau buat ngadem. Kalau bisa si taman bunganya diperluas lagi biar kalau pengunjungnya banyak tidak berjubel,” ucap Titis.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…