Brastagi sedang giat mengembangkan sektor pariwisata, khususnya wisata kuliner dan belanja. Daya tarik utama Brastagi adalah International Buddhist Centre (IBC) Taman Alam Lumbini, yang selalu ramai dikunjungi wisatawan mancanegara setiap harinya.
“Destinasi ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Pergerakannya positif setiap pekannya. Ada banyak experience yang didapat wisatawan selama berada di sini. Apalagi, kami memiliki restoran dengan beragam menu,” kata Manajer Operasional IBC Taman Alam Lumbini Herykardo Ulitua dalam keterangan tertulis, Kamis (23/5/2019).
Sebagai informasi Pagoda Taman Alam Lumbini adalah replika dari Pagoda Shwedagon di Myanmar. Statusnya adalah terbesar ke-3 di dunia, setelah Uppatasanti Pagoda (Myanmar) dan Global Vipassana Pagoda (India).
Pergerakan wisatawan IBC Taman Alam Lumbini cukup menjanjikan. Berdasarkan informasi manajemen, IBC Taman Alam Lumbini dikunjungi minimal 6.000 wisatawan per pekannya.
Sedangkan untuk kunjungan maksimal bisa mencapai 3.000 hingga 4.000 wisatawan, terjadi pada Minggu atau libur nasional. Saat weekdays, pergerakan arus wisatawan mencapai 300-400 orang. Grafik biasanya mulai naik hingga 800 orang wisatawan pada Jumat.
Dari jumlah itu, 30% di antaranya berstatus wisman. Mereka berasal dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, Inggris, dan Belanda. Wisman tertarik dengan pesona yang dimiliki situs IBC Taman Alam Lumbini.
Sementara itu Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Virginia Kadarsan mengatakan arus besar wisatawan jadi pangsa menjanjikan.
“Pergerakan wisatawan sangat potensial. Apalagi, wismannya juga besar yang masuk Brastagi. Kondisi ini tentu menjadi pangsa menjanjikan untuk mengoptimalkan Wiskulja (Wisata Kuliner dan Belanja),” kata Virginia.
“Mobilitas wisatawan ini tentu bisa memiliki value ekonomi bagus. Untuk itu, kondisi riil di Brastagi kami petakan. Salah satu pintu masuk wisatawan potensial ada di Taman Alam Lumbini,” sambungnya.
Pagoda Taman Alam Lumbini memiliki tinggi 42 meter, lalu gedungnya berukuran 25,8 X 25,8 meter. Pagoda Taman Alam Lumbini dilengkapi 8 stupa dan Pilar Assoka setinggi 19,8 meter.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani juga menyebut Brastagi memiliki potensi besar sebagai destinasi Wiskulja. Pangsa pasarnya pun mulai terbentuk.
“Sekarang yang diperlukan adalah pemetaan potensinya. Porsi besar harus diberikan bagi produk-produk asli Karo atau Brastagi. Dengan begitu, berbagai industri kuliner atau souvenir bisa terus tumbuh,” terang Giri.
Selain pagoda besar, Brastagi juga dikenal kaya akan kuliner. Brastagi memiliki wajik, cendol panas, hingga beragam olahan pecalnya. Varian pecalnya seperti, mie, sayur, dan risol.
Karo juga memiliki Gundaling sebagai penghasil susu sapi dan olahannya. Produk yang dihasilkannya, beragam rasa susu sapi, yogurt, keju mozzarella, dan es krim susu sapi. Ada juga kopi dari daerah Naman Teran, Aji Jahe, atau Dokan.
Brastagi pun menjadi surga bagi pecinta buah dan sayuran. Di Pasar Brastagi, terdapat banyak koleksi beragam buah dan sayuran. Buah yang familiar di antaranya markisa, jeruk manis, dan alpukat mentega. Untuk sayurannya di antaranya ada kol, kentang, wortel, dan lainnya.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini menjelaskan Brastagi sangat menjanjikan sebagai destinasi belanja dan kuliner.
“Potensi Brastagi sangat lengkap. Wisatawan akan mendapatkan banyak experience saat berada di sana. Sensasi Wiskulja ini tentu melengkapi destinasi alam dan budaya di Brastagi bahkan Karo. Kami yakin, Wiskulja akan berkembang dan memberikan value ekonomi bagi masyarakat,” jelas Oneng.
Selain itu pasar Brastagi juga menawarkan banyak cenderamata. Ada baju khas Brastagi, pashmina, dan beragam ulos. Selain unik dan menarik, cenderamata ini dibanderol ramah kantong alias murah.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun menerangkan, pergerakan wisata kuliner dan belanja di Brastagi dan Karo secara umum akan tumbuh. Apalagi, pergerakan wisatawannya positif.
“Brastagi dan Karo hanya perlu menyempurnakan kemasan wisata kuliner dan belanja. Secara umum semuanya itu punya progres positif seiring pergerakan wisatawannya. FGD ini tentu akan memberikan input yang sangat positif,” ujar Arief.
“Bila potensi ini didorong optimal, pasti ada keuntungan. Inkam dan kesejahteraan masyarakat akan naik. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitas di sana bagus,” tutupnya.