Sudah jauh-jauh pergi ke Makkah, namun tidak dapat mencium Hajar Aswad. Kata-kata ini seperti sering kita dengar dari orang yang telah menjalankan ibadah haji atau umrah.
Jumlah jamaah yang luar biasa banyak dan berdesak-desakan, menjadi alasan yang sering menjadi penghalang seorang jamaah tidak dapat mencium Hajar Aswad. Sebagian orang merasa sedih, karena itu merupakan sunah yang sayang ditinggalkan.
Dasar dari kesunahan mencium Hajar Aswad adalah karena Nabi Muhammad sendiri menciumnya. Itu dilakukan saat melakukan thawaf. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa,
عن ابن عمر أنه رأى رسول الله صلي الله عليه وسلم قبله
“Dari Ibnu Umar bahwa beliau melihat Rasulullah SAW mencium hajar aswad,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Mencium Hajar Aswad tidak pernah semudah yang dibayangkan. Apalagi, populasi umat Islam sangat besar, dan semuanya ingin menciumnya. Satu sisi, kesempatan untuk berangkat ke Tanah Suci juga bukan hal yang mudah.
Jadi wajar bila ketika seseorang telah berada di Masjidil Haram, timbul keinginan kuat untuk dapat menciumnya. Namun, bila terlalu dipaksakan, justru tidak baik. Karena bisa saja akan terjatuh.
Menurut Syekh Muhammad bin Ahmad bin Umar Al-Syathiri, bahwa jika kondisi tidak memungkinkan, sesungguhnya lebih baik tidak mencium Hajar Aswad bila akan menimbulkan keburukan.
Bahkan, kata beliau, jika kondisi yang tidak memungkinakan itu terus dipaksakan, maka bisa jadi hukumnya menjadi haram. Misalnya karena harus menyakiti jamaah lain demi untuk menciumnya.
Islam mengajarkan bahwa menyakiti diri sendiri dan orang lain adalah perbuatan yang dilarang, alias haram. Maka perbuatan haram tidak dibenarkan demi meraih sunah. Karena mencium Hajar Aswad adalah sunah.
Syekh Zakariya Al-Anshari menjelaskan tata cara mendapatkan keberkahan dari Hajar Aswad meski tidak bisa menciumnya secara langsung.
Bagi mereka yang tidak memungkinkan menciumnya secara langsung, maka bisa juga hanya menyentuhnya, lalu mencium tangan.
Bila hal itu tidak dapat dilakukan, bisa juga dengan mengusap tongkat lalu mencium tongkat tersebut.
Namun bila kedua hal itu tidak juga bisa dilakukan, maka cukup dengan memberi isyarat dengan melambaikan tangan lalu mencium tangan.
Namun, apabila ada kesempatan untuk mencium Hajar Aswad, maka segeralah menciumnya dengan penuh khidmah. Sesungguhnya agama Islam tidak pernah memaksa umatnya.
Hegrah Al Ula, atau Madain Salih merupakan situs arkeologi di tengah padang pasir di wilayah…
Keberadaan pengemis di Arab Saudi semakin memprihatinkan. Menurut laporan, sebanyak 90 persen pengemis yang ada…
Tanah Suci Makkah adalah tempat paling mulia untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT karena di…
Penyelenggaraan ibadah haji 2024 terbilang cukup sukses, bahkan sangat memuaskan menurut catatan Badan Pusat Statistik…
Setidaknya ada 7 julukan bagi Kota Makkah. Kota yang paling suci bagi umat Islam ini…
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dituding mangkir dari panggilan Pansus Angket Haji DPR dengan…