Tidak hanya gudeg, lanjut Golkari, dalam festival tersebut juga digelar lomba jajanan tradisional otentik Yogyakarta. Peserta lomba menampilkan berbagai jajanan tradisional yang disajikan dengan cukup kreatif sehingga tidak kalah dengan jajanan modern yang banyak dikenal generasi muda saat ini.
“Ada semar mendem, serabi kocor, cenil, hingga songgo buwono. Lomba ini sekaligus mengenalkan keragaman jajanan tradisional yang mungkin sudah jarang ditemui,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, destinasi wisata tidak akan ada artinya jika tidak didukung dengan kuliner.
“Kuliner di Yogyakarta merupakan salah satu komponen yang memberikan konstribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Industri kuliner ini tidak hanya bisa dijalankan oleh pemodal besar tetapi juga bisa digeluti oleh ibu-ibu rumah tangga,” katanya.
Sedangkan dari festival tersebut, Heroe berharap agar daya tarik kuliner di Yogyakarta akan semakin meningkat sehingga mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan.
Gelaran haji tahun 2025 tidak akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, khususnya mengenai aturan berkaitan dengan…
Menjelang pertandingan bersejarah Timnas Indonesia melawan skuad Arab Saudi, sebanyak 15 pemain Timnas Indonesia mengerjakan…
Bingung mau ke mana setelah mengerjakan ibadah umrah di Tanah Suci? Biasanya, jamaah umrah memang…
Sebanyak 300 jamaah umrah yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan terlantar di Makkah selama 5…
Pusat Meteorologi Nasional (NCM) mengeluarkan peringatan cuaca buruk yang diprediksi akan melanda Kota Makkah yang…
Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur didorong segara menjadi bandara yang melayani umrah secara…
Lihat Komentar