Kisah pembangunan Masjid Rabbani tidak terlepas dari mimpi sufi, Syekh Mohamed Gorgui Seyni Gueye (wafat 2007). Dia dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat.
Dalam mimpinya dia mengaku mendapat petunjuk untuk membangun masjid. Karena itu dia membangun Masjid Rabbani.
Seyni pernah ditunjuk menjadi akuntan dalam pembangunan Masjid Agung Touba. Pengalaman ini cukup menjadi dasar pembangunan masjid Rabbani.
Dibangun mulai 1992
Dilansir dari mosqueedeladivinite.org Seyni memerintahkan pengikutnya untuk membangun masjid ini di tahun 1992. Proyek ini selesai pada tahun 1997. Masjid dirancang oleh arsitek Cheik Ngom.
Pekerjaan dimulai tahun itu juga meski dengan situasi yang sulit. Lokasi yang ditunjuk berada di tepi laut yang sulit untuk dijangkau. Tidak ada transportasi umum tersedia ke daerah tersebut. Cukup menyulitkan para pekerja.
Sebagai petinggi terekat , Seyni tidak memiliki cukup dana untuk pembangunan masjid. Apalagi dia dikritik karena tak mempunyai rumah sendiri, tapi ingin membangun masjid besar.
Tapi keyakinan Seyni tak tergoyahkan. Jika Allah yang memberinya perintah membangun masjid di tempat itu, pasti akan pertolongan.
Kontribusi
Para pengikutnya memberikan kontribusi pembiayaan meskipun penghasilan mereka tidak seberapa. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh almarhum El Hadj Ibrahima Sakho (RTA).
Pembangunan masjid murni dilakukan dengan manual tanpa bantuan peralatan berat sama sekali dan dilakukan secara gotong royong.
“kita lakukan apa yang kita mampu lakukan dengan dua tangan kita, Allah yang akan membereskan sisa nya” begitu motto yang disampaikan olehnya.