Pemerintah berharap sektor pariwisata di Garut, Jawa Barat, berkembang signifikan. Sebabnya, jalur kereta api Bandung-Cibatu sudah diaktifkan lagi. Infrastruktur jalan menuju Situ Bagendit juga sudah dibenahi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, konektivitas bagi sektor pariwisata menjadi kunci sukses sebuah destinasi wisata untuk berkembang lebih cepat. “Konektivitas yang dibangun Pemerintah memungkinkan kelancaran pergerakan barang dan manusia sehingga terdapat kemudahan akses dunia luar ke daerah wisata dan sebaliknya,” katanya dalam rilis Sabtu (27/4).
Harapan tersebut disampaikan Arief saat berkunjung dalam kegiatan Sinergi Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat di Daerah Pariwisata di Garut, Jumat (26/4). Pada kesempatan itu, turut hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Bekraf Triawan Munaf dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Konektivitas
Konektivitas daerah wisata seperti Garut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran nilai budaya, lingkungan dan ekonomi, serta mendorong investasi lokal dan internasional. Pengalaman wisatawan juga menjadi komponen penting dalam pengembangan wisata untuk mendorong kunjungan kembali para wisatawan serta menaikkan jumlah belanja di daerah wisata
Saat ini, pemerintah telah mengimplementasikan berbagai program untuk menunjang pariwisata. Di antaranya, akses Wifi gratis, wisata kesehatan, dan program UMKM Jawa Barat di daerah wisata Situ Bagendit.
Arief menilai, Garut memiliki potensi wisata besar yang tidak dapat diragukan lagi. “Garut memiliki nature dan culture yang sangat luar biasa. Juga dilengkapi dengan wisata sejarah, ada juga wisata religi,” katanya.
Pemerintah memang memandang sektor pariwisata sebagai sektor strategis dalam pengentasan kemiskinan. Sektor ini sangat terkait dengan beragam sektor lainnya. Khususnya yang padat karya serta dan melibatkan usaha masyarakat dalam jumlah masif.
Pariwisata sebagai alat penyumbang PDB (Produk Domestik Bruto), devisa, dan lapangan kerja yang mudah dan murah. “Penilaian ini merupakan perbandingan dari mahalnya biaya investasi negara yang harus dikeluarkan untuk peningkatan sektor migas,” tuturnya.