Simposium PPI Amerika Eropa 2019 Perkenalkan Budaya dan Pariwisata Indonesia di Luar Negeri

Bagikan

Pada 25-28 April 2019 kemarin, PPI Amerika-Eropa menyelenggarakan Simposium Amerika-Eropa 2019. Para pelajar Indonesia yang berada di kawasan Amerika Eropa bersinergi menyelenggarakan SAE 2019.

Kegiatan yang diselenggarakan di Facultat d’Economia i Empresa, Universitat de Barcelona, Barcelona dengan tema pariwisata Indonesia yang berkelanjutan. Sebanyak 66 delegasi dari PPI masing-masing negara di kawasan ini sangat antusias melaksanakan kegiatan ini. Acara ini pun diresmikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol, Hermono, MA.

Ditemui di sela acara Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol memberikan apresiasi terhadap Simposium ini karena mengangkat tema yang tepat mengenai pebangunan sektor pariwisata yang sustainable dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang kompeten di bidang ini. Beliau pun ingin bahwa Para Pelajar Indonesia yang hadir disini bisa mengidentifikasi masalah ” masalah dan berkontribusi dengan ide untuk pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia.

Kajian dalam SImposium ini pun terbagi kedalam tiga bagian dengan pembicara-pembicara yang luar biasa dimana pembicara pertama Mr. Guilermo Martinez Tabrerner, Ph.D, guru besar Universitat de Pompeu Fabra sekaligus koordinator ekonomi dan bisnis dari Casa Asia, menyatakan Konsep sustainable yang diikuti dengan responsible akan menjadikan sebuah keutuhan dalam menunjang pariwisata itu sendiri yang tentunya berasal dari visitors, pemangku kepentingan dan host.

Pembicara kedua ialah Masrura (CEO RabbaniTour) yang menyoroti kearifan budaya lokal yang bisa disajikan kepada para wisatawan dengan segmentasi dari luar negeri, sedangkan Pembicara ketiga ialah Arra’di Nurrizal, ketua Poliglot Indonesia yang menyoroti tentang upaya apa yang harus dimiliki untuk menyambut keterbukaan orang asing, budaya asing tanpa menghilangkan jati diri.

Pembicara keempat, guru besar dari ITB, Dr. Teuku Abdullah Sanny. Menelaskan mengenai geoturisme dimana bencana alam menjadi isu penting dalam pergerakan wisatawan. Dia pun menambahkan untuk bagaimana kita mengubah presepsi menjadi sesuatu yang menarik. Pembicara kelima, Murni Amalia co-founder dari IWasHere.id, mengingatkan kita tentang partisipasi masyarakat dalam nature-based tourism. Harapan kepada generasi muda untuk ikut serta, bekerja sama membangun industri yang berdampak besar. Para kedua pembicara ini dihadirkan melalui telekonfrensi.

Pembicara keenam Lorenzo Cantoni (guru besar di sebuah kampus di Swiss) menyatakan rums sakti ABCDE dalam membangun Smart tourism. A (Access), B (Better), C (Connect), D (Dis-intermediate) dan E (Educete), hal tersbut untuk menunjang penggunaan teknologi informasi untuk mendukung keberlangsungan arus budaya, komunikasi, sosial, masyarakat dalam kaitannya dengan pariwisata. Pembicara ketujuh ialah Aditya Amaranggana, M.Sc (Perwakilan UNWTO) yang menyoroti mengenai dampak positif dan negatif dari Industri pariwisata. Ia pun menyatakan ada dampak yang harus dipelajari, dicarikan solusi dan dikembangkan cara terbaik guna menunjang keberlangsungan pariwisata itu sendiri. Pembangunan sarana dan prasarana dasar, penyediaan air bersih, public utility services, dan komitmen kebijakan terhadap keseriusan menjaga tourism destinations.

Kegiatan ini telah sukses memberikan wadah untuk berdiskusi dan membangun koneksi bagi mahasiswa, peneliti, akademisi, maupun praktisi di Jerman. Kedepannya, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi awal dari sumbangsih besar bagi perkembangan dan pembangunan pariwisata Indonesia.