Jamaah Indonesia yang baru saja sampai di Kota Mekkah disarankan menunaikan ibadah umrah wajib haji pada malam. Hal itu dimaksudkan untuk menghindari kepadatan Masjidil Haram dan cuaca panas selama musim haji 2019 ini.
“Cuaca Mekkah sangat panas pada musim haji tahun ini,” kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019 Maskat Ali Jasmun di Kota Mekkah, Selasa, 23/7, waktu setempat.
Suhu kota Mekkah pada siang hari rata-rata di atas 40 derajat Celsius dan kadang bisa sampai 50 derajat Celsius. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding rata-rata suhu pada hari biasa di Indonesia yang berkisar antara 26 – 36 derajat Celsius.
Maskat mengatakan menunaikan umrah wajib pada malam hari akan lebih ringan karena suhu udaranya relatif lebih rendah dibandingkan pada siang hari. Selain itu kalau malam hari setelah salat Isya, kemungkinan di ruang pelaksanaan tawaf itu bisa utuh.
Sementara kalau masuk ke Haram dalam waktu salat rawatib, mungkin akan terpecah karena ada adzan. Kata Maskat, saat adzan maka pengelompokan jamaah laki-laki dan perempuan akan dibedakan.
PPIH 2019 telah menempatkan petugas di pos-pos stasioner siaga membantu jamaah yang memerlukan bantuan di sekitar Masjidil Haram. Ada juga petugas yang ditugasi berkeliling.
Maskat menyarankan jamaah selepas menunaikan ibadah salat tidak langsung bergegas pulang ke pemondokan, agar tak terjadi penumpukan dan antrean panjang di terminal bus shalawat.
“Karena bubarnya bareng pasti menimbulkan kepadatan di terminal-terminal. Jadi jangan buru-buru pulang, tunggu satu jam dulu di dalam masjid baru setelah itu pulang,” kata dia.