Banyak anggapan di masyarakat kita bahwa Tanah Suci Makkah adalah tempatnya pembalasan atas dosa-dosa yang kita lakukan di Tanah Air. Anggapan ini sedikit banyaknya membuat jamaah cemas dan khawatir.
Bahkan, dalam sejumlah kasus bisa membuat cemas berlebihan jamaah itu sendiri. Akibat paling fatalnya adalah kesehatan jiwa jamaah bisa menjadi terganggu.
Pengendali Ibadah PPIH Arab Saudi, Oman Fathurahman mengatakan, jamaah jangan ditakut-takuti dengan anggapan semacam itu. Menurut guru besar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah tersebut mengatakan, haji adalah ibadah yang menekankan spiritualitas.
“Jangan ditakut-takuti. Allah itu Maha Pengampun, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang,” kata Oman di Kantor Urusan Haji Indonesia.
Tamu Allah
Oman berharap jamaah haji memahami, bahwa jamaah datang ke Tanah Suci sebagai Tamu Allah. “Kita datang ke sini menjadi tamu Allah dan kita diridhoi oleh Allah,” kata Oman.
Oman mengatakan, setiap orang memang memiliki kesalahan. Maka, menjadi kewenangan Allah di mana atau kapan mau membuka aibnya tersebut. Atau bahkan, ada yang dibuka dan ada yang tidak.
Yang jelas, lanjut Oman, setiap jamaah haji yang akan pergi ke Tanah Suci, sudah dibekali dengan manasik haji. Tidak hanyat terkait dengan fikih ibadah, tetapi juga dengan manasik soal akhlak yang santun sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
“Kita selalu berusaha membekali jamaah supaya melaksanakan haji dengan penuh kesantunan dan mencontoh keteladanan Nabi Muhammad dengan akhlak mulianya,” kata Oman.