Radiyallahu ‘anhu merupakan nama gelar yang disematkan untuk para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu’ alaihi wa sallam. Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan sekaligus doa umat Muslim kepada para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang turut memperjuangkan eksistensi Islam.
Namun berbeda dengan sahabat lainnya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki gelar lain yang biasa disematkan setelah namanya. Gelar khusus yang hanya diberikan untuk Ali bin Abi Thalib, yaitu karramallahu wajhah yang artinya ‘Semoga Allah memuliakannya’.
Kemudian apa yang mendasari Ali bin Abi Thalib diberi gelar karramallahu wajhah?
Dalam buku Ali bin Abi Thalib, Sampai kepada Hasan dan Husain (Ali Audah, 2015) dijelaskan, bahwa Ali bin Abi Thalib tidak pernah menyembah berhala atau bersujud kepada berhala sepanjang hidupnya.
Hal inilah yang mendasari penyebutan nama Ali disertai dengan doa khas karramallahu wajhah. Tidak lain, itu merupakan bentuk penghormatan untuk Ali bin Abi Thalib yang tidak pernah melakukan perbuatan musyrik atau menyekutukan Allah.
Kemudian, Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai seorang yang tidak pernah melihat aurat dirinya sendiri dan orang lain. Ia sangat menjaga pandangannya sehingga terbebas dari melihat aurat seseorang.
Ali bin Abi Thalib lahir di area Masjidil Haram, Makkah tepatnya pada 13 Rajab. Adapun riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib lahir sekitar 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi Muhammad. Saat usianya delapan tahun, Ali bin Abi Thalib sudah memeluk Islam. Hal itu menjadikannya sebagai orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak.
Ketika itu, Ali bin Abi Thalib tak sengaja mendapati Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah sedang melakukan suatu ritual. Semula bertanya tentang apa yang dikerjakan pamannya itu. Nabi Muhammad kemudian menjelaskan jika yang dikerjakannya adalah shalat. Beliau lantas menyeru Ali bin Abi Thalib untuk masuk Islam. Singkat cerita, Ali menerima dakwah Nabi Muhammad untuk masuk Islam tanpa meminta izin atau pendapat dari orang tuanya, Abu Thalib.
Ali bin Abi Thalib merupakan seorang sahabat yang cerdas. Jika para sahabat lainnya menemukan sebuah persoalan dan tidak tahu jawabannya, maka mereka akan mendatangi Ali bin Abi Thalib untuk meminta jawaban. Para sahabat pun sudah memaklumi kalau Ali memang orang yang tepat untuk dimintai jawaban atas persoalan yang mereka tidak tahu jawabannya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengakui kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Dalam salah satu hadits, Nabi mengatakan bahwa dirinya adalah kotanya ilmu sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu (Ana madinatul ilmi wa Ali babuha).