Benteng Erbil Jadi Sumber Peradaban Manusia Era Daulah Abbasiyah

Bagikan

Benteng Erbil memiliki bentuk oval yang tingginya sekitar 25 dan 32 meter. Luasnya juga mencapai 102 ribu meter persegi dan memiliki tiga jalur landai yang terletak di lereng utara, timur, dan selatan, mengarah ke gerbang di lingkaran luar.

Gerbang selatan menjadi yang tertua dan dibangun kembali pada 1860. Kemudian dihancurkan pada 1960. Gerbang yang ada saat ini dibangun pada 1979. Sedangkan gerbang timur disebut Harem dan digunakan oleh wanita.

Sementara, gerbang sebelah utara tak diketahui sejak kapan digunakan. Adapun yang mengatakan sejak 1924. Adapun yang mengamati bahwa hanya ada dua pintu gerbang pada 1944, yaitu sebelah selatan dan timur.

Bangunan tersebut juga dihiasi ornamen yang memberikan nuansa keindahan dan kekhasan masyarakat Irak.

Bahkan, kompleks bangunan ini menjadi salah satu sumber peradaban manusia pada era Daulah Abbasiyah. Selama awal abad ke-20, ada tiga masjid, dua sekolah, dan kamar mandi di bangunan cagar budaya tadi.

Benteng ini pun dapat menampung sinagog sampai 1957 dan menjadi satu-satunya bangunan keagamaan yang saat ini bertahan adalah Masjid Mulla Afandi, yang dibangun kembali di lokasi pada abad ke-19.

Sementara itu, area pemandian dibangun pada 1775 oleh Qassim Agha Abdullah pada saat Turki Usmani berjaya dan menjadi kekuatan dominan.