Rasmiya Awad, saudara perempuan mantan pemimpin ISIS (Negara Islam) Abu Bakar al-Baghdadi berhasil ditangkap di Suriah bagian utara, kata sejumlah pejabat Turki.
Rasmiya Awad, 65 tahun, ditangkap dalam sebuah penggerebekan pada hari Senin (04/11) di dekat kota Azaz, kata pejabat.
Pejabat Turki yang dikutip sejumlah media meyakini lewat penangkapan itu akan didapat data intelijen yang berguna terkait ISIS.
Baghdadi membunuh dirinya dalam operasi yang dilakukan pasukan khusus AS terhadap kompleksnya di Suriah barat laut bulan lalu.
Penangkapan Rasmiya Awad Kuak Cara Kerja ISIS
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada kantor berita Reuters penangkapan kakak perempuan Baghdadi dapat membantu menjelaskan “cara kerja di dalam” ISIS.
Direktur komunikasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Fahrettin Altun, mengatakan penangkapan tersebut merupakan “contoh berikutnya dari keberhasilan operasi kontraterorisme”.
Baghdadi memiliki sejumlah saudara perempuan dan pria, meskipun tidak jelas apakah mereka masih hidup, kata surat kabar The New York Times.
Awad ditemukan di sebuah karavan, di mana dia tinggal dengan suami, menantu perempuan dan lima anak, kata seorang pejabat Turki kepada AP, sambil menambahkan dia diinterogasi karena diduga terlibat kelompok ekstrem.
Para pejabat mengatakan Awad dapat menjadi “tambang emas” intelijen.
Para pengamat mengatakan kota dimana Awad ditangkap dikenal sebagai jalur penyelundupan keluarga ISIS.
Tetapi belum jelas seberapa berguna intelijen yang dapat diberikan Awad, atau berapa lama dia hidup dengan Baghdadi.
Tetapi dia kemungkinan dapat memberikan informasi tentang jalur penyelundupan dan tempat persembunyian sejumlah anggota ISIS dan keluarganya, karena dia dan keluarganya berada di daerah yang tidak bersahabat terhadap ISIS, Azaz, di Suriah bagian utara.
Kerabat Baghdadi lainnya — ipar dan kurir pribadinya, Muhammad Ali Sajit — mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dirinya memberikan informasi kepada pihak berwenang terkait kemungkinan keberadaan Baghdadi di Idlib, di mana pimpinan ISIS tersebut akhirnya meninggal.
Informasi yang diberikannya juga kemungkinan digunakan untuk mengidentifikasi tokoh senior ISIS, terutama pepimpin baru ISIS, Abu Ibrahim al-Hashemi al-Qurashi.
Sampai sejauh ini, pendukung ISIS belum mengomentari penangkapan saudara perempuan Baghdadi.
Menurut rekan-rekannya, Baghdadi berusaha mengamankan diri di “wilayah kekuasaan ISIS” yang semakin kecil di Suriah bagian timur, lapor kantor berita AP.
Selama berbulan-bulan, dia menjadikan seorang remaja Yazidi sebagai budak seks, membawanya bersama-sama saat melakukan perjalanan dengan kelompok inti sejumlah tujuh orang.
Mereka pindah ke Dashisha, kota perbatasan Suriah yang dikuasai ISIS.
Remaja tersebut tinggal selama empat bulan di rumah mertua Baghdadi, di mana dia sering mengunjunginya dan memperkosanya, kata remaja itu kepada AP.