Kalau sejak dini sudah diajarkan bagaimana thawaf, maka anak akan lebih cepat meneladani dan menghayati Nabi Adam dan Hawa. Dua nenek moyang itu adalah manusia pertama yang mengelilingi singgasana Allah.
“Pemandangan indah itu menandakan orang tua sudah membiasakan anak beribadah dan taat kepada Allah, ini harus menjadi doktrin dan gaya hidup, bahwa anak-anak harus diajak dalam beribadah kepada Allah,” ujarnya kepada TFAnews.com.
Thawaf untuk menciptakan generasi kuat
Kyai Anizar menjelaskan, Alquran mengajarkan untuk menyiapkan generasi yang kuat. Dia mengatakan, orang tua harus takut kalau anak cucu tidak bisa membaca Alquran, tidak taat bahkan jauh dari Agama Allah. Dia mengutip surat An-Nisa ayat 9:
“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan keturunan yang lemah, mereka khawatirkan terhadap masa depan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”.
Lakukanlah sesuatu agar anak, cucu dan generasi yang akan datang menjadi kuat. Kuat imannya, ketaatannya kepada Allah dan Rasulullaj, kuat jasmani, ekonomi, kesehatan, intelektual, kuat dalam segalanya.
Rasul menegaskan, bahwa orang mukmin yang kuat, lebih baik dan dicintai Allah daripada yang lemah. “Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai disisi Allah dari seorang mukmin yang lemah, walaupun pada keduanya terdapat kebaikan”. (HR. Muslim)
Anak yang shaleh akan menjadi amal perbuatan yang tidak terputus, yang terus akan mengalirkan pahala.