Sejak dulu, orang kerap kali melakukan ritual Nazar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Bahkan, tak sedikit juga orang tua yang melakukan nazar bila anaknya lulus ujian, baik dengan bernazar puasa, sedekah, berkunjung ke makam, dan sebagainya. Dan mereka akan merasa ketakutan mendapat bala’ bila nazar tidak ditepati.
Hendaknya orang yang mau melakukan ketaatan atau kebajikan tidak perlu harus dengan nazar, karena nazar itu menunjukan kekikiran atau sifat pelit orang yang bernazar, seperti Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya ia tidak menolak apa pun (takdir) dan hanya saja ia dikeluarkan dari orang yang kikif.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Syarat Nazar
Pertama: Islam Tidak mengesahkan nazar orang kafir kerana kafir bukan termasuk dalam ahli bagi kerja ibadat kepada Allah.
Kedua: Mukallaf Tidak sah nazar kanak-kanak dan orang gila kerana mereka bukan ahli bagi mewajibkan sesuatu ke atas mereka.
Ketiga: Pilihan dan kehendak diri sendiri Tidak sah nazar orang yang dipaksa