Memang tidak bisa dibohongi, Turki selalu saja memberikan pesona yang tiada habisnya untuk para traveler. Bahkan tanya hanya wisata alamnya, melainkan juga dengan bangunan bersejarahnya.
Nah, ini ada salah satu tempat rekomendasi untuk Para Traveler yang berkunjung ke Turki. Anda harus menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kota Aspendos. Pasalnya di kota ini terdapat sebuah amphitheatre terbuka terbaik di dunia yang bersejarah.
Situs itu ada di Kota Aspendos, sebuah kota kuno di Pamphylia, Asia minor. Kota ini berada di 47 km sebelah timur Kota Antalya, Turki yang ditemukan oleh Bangsa Yunani dari Argos pada tahun 1000 sebelum Masehi.
Di Aspendos yang terkenal dengan sebutan Belkis atau Belkiz ini, ada sebuah amphitheatre terbuka terbaik di dunia dari zaman Romawi kuno. Dibangun oleh seorang arsitek setempat bernama Zenon, Putra Theodoros, pada abad 2 sesudah Masehi di zaman pemerintahan Kaisar Marcus Aurelius (161-180 sesudah Masehi).
Pembangunan Ampitheatre ini didanai oleh 2 bersaudara kaya raya, Crispinus dan Auspicatus Curtius, sebagai persembahan kepada keluarga raja dan kota dewa-dewa. Prasasti persembahan ini masih dapat dilihat sampai sekarang di depan pintu masuk utama tetapi hanya bisa dibaca sebagian saja karena kondisinya sudah mulai rusak.
Kelebihan ampitheatre ini dapat menciptakan performa suara yang begitu dramatis di setiap pertunjukan yang diadakan di zaman Romawi itu, dan masih dapat dinikmati hingga saat ini. Bahkan pemerintah setempat sempat melarang penggunaan sound system di setiap pertunjukan yang masih sering diadakan di amphitheatre terbuka ini yang berkapasitas 10.000-20.000 orang dan terbuat dari marmer, untuk menghindari runtuhnya bangunan.
Kehebatan suara di tempat ini dibuktikan oleh penulis, pada saat berkunjung ke situs dimana ada seorang anak kecil yang sedang bernyanyi ditengah-tengah arena tanpa bantuan mic dan sound system. Hasilnya? Suara anak itu terdengar sangat merdu dan bergema dengan indahnya memenuhi seluruh dinding ampitheatre yang ada. Bahkan, berbicara dengan nada biasa saja bisa terdengar sampai ke puncak ampitheatre. Luar biasa bukan?