Menjawab kebutuhan konsumen terkait pelayanan umrah dan haji yang berkualitas dan profesional, TFA Manasek melebarkan sayap bisnisnya dengan membentuk TFA Consulting. Unit baru ini bergerak di bidang konsultan digital marketing, management, asesor & akreditasi, information system serta pelatihan dan pengembangan SDM.
Selama bertahun-tahun TFA Manasek dipercaya sebagai perusahaan yang memfasilitasi kebutuhan travel haji dan umrah sebelum dan sesudah sampai di Tanah Suci. Melingkupi layanan Visa, tiket, hotel, catering, transportasi, muthawif (Tour Guide) dan dan Land Arrangement (LA).
TFA telah berhasil memberangkatkan puluhan ribu jamaah baik dengan tujuan umrah maupun haji. Bermodal kepercayaan dari masyarakat itulah kini TFA melebarkan sayap usaha ke tahap pembentukan kader-kader penyelenggara umrah/haji yang kompeten dan terakreditasi.
CEO TFA Manasek Nordin Hidayat, yang merupakan induk dari perusahaan TFA Consulting menyatakan, banyak yang harus dibenahi dari sisi manajemen, kompetensi penyelenggara umrah/haji hingga pemasaran travel-travel yang ada.
“Bukan hanya akreditasi travel dan profesionalisme individu penyelenggara, malainkan juga sistem. Sehingga kelak menjadi perusahaan travel yang bagus dan bersaing,” katanya.
Artinya, lanjut Nordin, TFA Consulting ini berusaha membangun bisnis umrah/haji dari hulu sampai hilir. Dirinya juga menyebut bahwa tidak hanya menawarkan segudang solusi tetapi juga memberi pendampingan bagi peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
Bahkan, lanjutnya, para peserta akan diberi SOP yang benar dalam menjalankan bisnis travel, tips dan trik dalam mendapat konsumen, hingga akan mendapat pendampingan dalam mengurus izin travel yang dikenal sulit dan membutuhkan waktu lama.
“Dengan sistem yang kami tawarkan, semua jenis usaha bisa mengambil pelajaran, khususnya di era digital seperti ini. Kami juga mengajarkan marketing digital seperti WhatsApp blasting, membangun sistem keagenan dan lain sebagainya,” jelas Nordin.
TFA Consulting Menyedot Banyak Peserta
Sementara itu, Direktur Utama TFA Consulting Surdi Supriadi menambahkan, banyak pelaku bisnis baik yang sudah berpengalaman maupun yang baru terjun antusias dengan program pelatihan ini.
“Pelatihan dan sertifikasi Tour Leader Haji dan Umrah yang digelar secara daring ini diikuti oleh 23 peserta. Tadinya kami hanya menyediakan kuota buat 20 peserta saja. Sedangkan yang mendaftar banyak, maka kami batasi jadi 23 orang saja,” tukasnya.
Acara yang berlangsung menggunakan aplikasi zoom ini bermanfaat bagi mereka yang tidak banyak punya waktu luang, sehingga bisa diikuti dari mana saja. Tidak terbatas oleh jarak dan tempat, sehingga banyak yang berminat.
Ke depan, program pelatihan dan sertifikasi ini akan diadakan dua minggu sekali. Untuk itu, lanjut Surdi, bagi warga yang minat mengikuti program ini bisa langsung mengisi form pendaftaran.
“Meng Upload dokumen sertifikasi via aplikasi akan memudahkan peserta, karena nanti mereka akan diminta mengisi kelengkapan apa saja yg diperlukan sebagai syarat sertifikasi online” ucapnya.
Setiap peserta dikenai biaya sebesar Rp 2,5 juta, namun karena program pelatihan ini masih promo, maka peserta pertama dikenai biaya sebesar Rp1.650.000,-. Untuk program pelatihan selanjutnya, Surdi menyebut akan dikenakan biaya normal.
Salah satu pemateri dalam program pelatihan dan sertifikasi Teti Sofiyah menambahkan bahwa pesertanya sangat antusias mengikuti pelatihan ini meskipun dilakukan secara daring.
“Banyak peserta dari luar Jawa yang mengikuti acara ini, mulai dari Medan hingga Kalimantan. Dengan daring kita tak perlu lagi menginap di hotel yang akan menghabiskan banyak biaya, makanya banyak yang antusias,” kata Teti.
Acara ini sangat efektif dan tidak kalah dengan offline karena peserta telah dibekali dengan materi yang bisa mereka unduh di aplikasi yang telah disediakan panitia. Jadi, lanjut Teti, peserta sudah bisa membaca dan mempelajari terlebih dadulu.
“Sehingga dalam pelatihan terjadi diskusi yang menarik, maka tidak ada peserta yang ketinggalan pelajaran,” katanya.
Sementara itu, untuk menjamin kelangsungan program ini dengan lancar, Teti menyebut bahwa pantia memberi syarat bagi peserta. Di antaranya, peserta wajib menyiapkan koneksi internet yang lancar, kalau bisa menggunakan Wifi, sehingga tidak terjadi gangguan saat program berlangsung.
Selanjutnya, peserta diwajibkan berada dalam ruangan 3 kali 4 meter sendirian saat mengikuti program ini. Dan harus dipastikan dengan kamera telepon bahwa di ruangan tersebut tidak ada orang lain.
Bahkan, peserta juga diwajibkan untuk mempersiapkan dua alat komunikasi sekaligus. Ini untuk mengantisipasi jika salah satu alat tersebut mengalami kerusakan atau baterai lemah saat mengikuti program.
“Terus, saat mereka mengikuti zoom, badan peserta harus berjarak dengan layar zoom, sehingga hanya terlihat setengah badan. Semua ini agar peserta bisa mendapat manfaat dengan optimal,” katanya
Bapak Slamet, salah satu peserta mengaku senang dengan langkah TFA Manasek yang membentuk unit bisnis baru yaitu TFA Consulting yang membangun SDM penyelenggara umrah/haji lebih kompeten lagi.
Slamet menyebut bahwa materi yang diberikan mampu mengundang antusiasme peserta pelatihan, sehingga terjadi diskusi yang mencerahkan bagi semua peserta.
“Saran saya ke depan agar tidak terlalu banyak pesertanya agar bisa lebih kondusif lagi. Kalau soal materi memang bagus, peserta bisa saling tukar pikiran dan berbagi pengalaman,” tutup Slamet.