Pakaian ihram adalah tanda bahwa kita sebagai manusia sama di depan Allah, Sang Dzat Yang Maha Besar. Manusia hanyalah bagian kecil dari jutaan ciptaan-Nya di dunia ini.
Saat menjalankan ibadah haji, hal pertama yang dilakukan seorang muslim adalah memakai pakaian ihram. Pakaian ini berwarna putih, warna yang netral.
Pakaian ihram harus tidak berjahit. Jadi, sejatinya pakaian ihram ini hanya seperti kain yang dikenakan ke tubuh. Ini menandakan bahwa pakaian ini adalah pembalut tubuh yang sangat sederhana dan apa adanya.
Renungan Ibn Abbad tentang Pakaian Ihram
Ibn Abbas adalah satu sahabat Nabi Muhammad yang ilmunya sangat luas. Bahkan beliau mendapat julukan sebagai lautan ilmu. Kedekatannya dengan Nabi tidak perlu diragukan lagi.
Suatu ketika, Ibn Abbad ditanya mengenai hikmah berkaitan dengan ibadah haji. Menurut beliu, “Tidak ada sedikitpun dari beberapa perilaku haji serta yang berkaitan dengannya, kecuali di dalamnya ada hikmah mendalam, nikmat yang lengkap serta cerita, sesuatu dan rahasia yang tiap mulut akan kesulitan dalam menjelaskannya”.
Menurut Ibn Abbas, pakaian ihram adalah pembeda bagi manusia ketika mendatangi Allah dengan mendatangi makhluk. Kesadaran mendatangi Sang Pencipta, harus berbeda dengan ketika mendatangi manusia atau makhluk lainnya.
Allah adalah Sang Pencipta, sedangkan selain Allah, adalah ciptaan. Maka sudah seharusnya ada perbedaan perilaku ketika mendatangi keduanya.
Pakaian bagus, saat bertemu dengan makhluk, bertujuan untuk menjaga wibawa atau membuat senang orang yang melihatnya. Karena manusia, dan makhluk lain, terikat dengan kebendaan.
Itu berbeda dengan Allah, yang tidak terikat dengan kebendaan, karena Allah adalah Sang Pencipta yang tidak terikat dengan apapun dan kapapun.
Allah hanya melihat nilai ketakwaan seseorang, bukan pakai, penampilan, harta, tahta serta apapun yang berkaitan dengan unsur-unsur duniawi.
Menanggalkan Keduniaan Hanya Demi Allah
Dengan memakai pakaian ihram, manusia disimbolkan lepas dari kepentingan-kepentingan duniawi seperti yang telah disebutkan di atas. Ketika memakai pakaian ihram, manusia seperti bayi yang baru dilahirkan, tanpa pakaian yang menyelimutinya.
Pakaian ihram adalah simbol dari kesucian, keterlepasan dari unsur keduniaan. Menanggalkan pakaian biasa dan mengganti dengan pakaian ihram, artinya beralih dari tendisi dunia menuju kesucian ukhrawi.
Pakaian ihram, fungsinya tidak lain hanya menutup aurat. Tidak untuk dipamerkan, apalagi agar terlihat lebih suci dari orang lain. Karena sejatinya kita semua sama di sisi Allah. Hanya takwa pembedanya.
Menurut Ibn Abbas, ketika di padang mahsar, saat manusia dihisab amal perbuatannya, mereka mengenakan pakaian ihram. Sesungguhnya, ini adalah gambaran di mana manusia harus berdiri sendiri.