Desa Zee Ain adalah peninggalan arkeologis yang besar. Tak banyak orang mengetahui nilai yang diwariskan kawasan tersebut. hanya mereka yang berpengalaman dalam pariwisata yang mengetahuinya.
Komisi Pariwisata dan Cagar Budaya Arab Saudi baru merehabilitasi sebagian kecil Desa tersebut. Upaya tersebut masih harus lebih besar lagi jika ingin menampilkan kondisi desa seutuhnya.
Sebab dengan keutuhan tampilan kondisi desa, masyarakat dunia akan mendapatkan pemahaman terkait kehidupan di sana pada zaman dulu.
Zee Ain menjadi sumber kehidupan
Kalau sudah dibangun dengan sempurna, maka desa ini akan menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat. Nilai transaksi dan perekonomian yang tumbuh di sekitarnya bukan saja dirasakan masyarakat sekitar, tapi juga Kerajaan Saudi.
Desa ini dibangun pada tahun ke-10 hijriyah. Penduduknya adalah saksi banyak peperangan berbagai tentara sebelum penyatuan kerajaan oleh Raja Abdul Aziz as-Saud.
Salah satu di antaranya adalah invasi tentara Zahran dan Gamad melawan pasukan Muhammad Ali Pasha yang dikenal sebagai komandan pasukan perang Turki Usmani yang gagah berani.
Dalam peperangan itu, pasukan Turki kalah. Sehingga daerah tersebut dinamakan kuburan pasukan Turki.
Penamaan desa Zee Ain diambil dari air yang mengalir terus dari dekat bukit di sana. Air tersebut jatuh ke beberapa tempat. Setiap tempat memiliki nama masing-masing.
Ada cerita rakyat di sana bahwa seorang lelaki kehilangan tongkatnya di sebuah lembah. Dan untuk menemukan tongkat itu, maka harus mengikuti aliran air sampai tiba di desa.
Kemudian mengumpulkan masyarakat desa dan mereka akan menunjukkan tongkat tersebut.