Menurut juru kunci kayangan api, Juli (55 tahun), api abadi dimanfaatkan untuk menempa keris yang dibuat oleh empu supaganti. Apinya stabil.
Setelah ditempa dan dibentuk di api abadi, keris yang masih panas dicelupkan kedalam sumur air blukutuk . Sumur air itu tak jauh dari api abadi.
Disebut air blukutuk karena di dalamnya terdapat gelembung udara, mengandung gas belerang. Uniknya, meski terkesan panas, ternyara suhu air di dalamnya sangat dingin.
Pohon dua akar di Kayangan Api
Di dekat sumur yang berdiameter sekitar 1,5 meter dengan kedalaman 2 meter itu ada satu pohon dengan dua akar yang membentuk gerbang. Menurut Juli, gerbang itu dahulu merupakan alan masuk menuju ke padepokan Ki Kriya. Namanya gerbang nogosari.
Jalan setapak di gerbang itu menghubungkan desa sendang harjo dengan sumber api. Hanya penduduk desa yang melewatinya. Sementara masyarakat umum atau pengunjung biasanya melewati jalan beraspal.
Di warungnya yang terletak di bawah pohon jati berusia ratusan tahun, juli berkisah lebih banyak lagi tentang hal mistis yang terjadi di sekitaran kahyangan api.
Pada hari tertentu, orang di sana bertirakat di sekitar petilasan yang sudah berusia 600 tahun ini. ada juga orang yang meminta air sumur blukutuk untuk penyembuhan.
Kayangan api merupakan destinasi wisata kebanggaan masyarakat Bojonegoro Jawa Timur. Daerah tersebut ramai dikunungi wisatawan dari berbagai daerah pada hari libur.