Kayangan Api, Daerah yang Menjadi Saksi Berbagai Kerajaan

Bagikan

Fenomena api abadi di Bojonegoro sekilas tak jauh berbeda dengan api abadi di Pamekasan Madura, juga di Mrapen. Namun, Kayangan Api dengan latar sejarah yang melekat erat, terutama dengan sejarah Majapahit.

Bojonegoro adalah daerah yang berkali-kali mengalami pergantian kekuasaan. Mulai Majapahit , Demak, Pajang, hingga Mataram.

Meski secara logika fenomena api abadi muncul akibat semburan gas yang merembes dari celah tanah dan bebatuan, kisah sejarah dan legenda di balik Kahyangan Api membuat objek wisata itu pantas disinggahi jika kita berada di Bojonegoro.

Kayangan Api jadi sumber budaya

Kebenaran cerita Kayangan api mungkin hanya misteri, namun yang pasti, saban tanggal 19 Oktober, ada acara pengambilan api abadi oleh pemerintah kabupaten sebagai simbol perayaan hari jadi kabupaten.

Tempat ini juga ramai saat ritual sedekah bumi, yakni menjelang masa panen, yang dimeriahkan dengan kesenian tayuban atau waranggono.

Api dari Kayangan juga pernah diambil untuk menyalakan obor PON tahun 2000. Di tempat ini juga pernah dilakukan upacara jumenengan ngarsodalem Hamengkubuwono X.

Di sana pula masyarakat melaksanakan ritual tahunan Nyadranan (bersih desa). Acara ini merupakan simbol terima kasih kepada Sang Pencipta .

Menarik perhatian

Keberadaan tempat wisata di tengah hutan jati ini menarik perhatian wisatawan yang berkunjung. Karena selain terdapat sumber api abadi terbesar se-Asia Tenggara, juga terdapat semburan air lumpur yang tidak pernah membesar dan membanjiri area sekitar.

Kahyangan api menjadi destinasi andalan Bojonegoro. Tempat ini telah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti pendopo, tempat jajanan, jalan penghubung ke lokasi, dan fasilitas lainnya. lokasi ini sangat tepat untuk wisata alam bebas (outbond).