CEO TFA Manasek: Bandara Kertajati Jadi Kunci Pelayanan Haji-Umroh

Bagikan

Bandara Kertajati menjadi pintu jamaah haji dan umroh Jawa Barat untuk menuju Tanah Suci. Mereka yang berasal dari Cirebon, Majalengka, Kuningan, Banjar, hingga Bandung, dapat berangkat dari bandara itu.

“Kemarin kami diundang untuk menyaksikan uji coba pendaratan Malaysia Airlines (MH) Airbus A 330. Pesawat mendarat dengan sempurna. Ini pertanda Kertajati sudah siap melayani penerbangan internasional, termasuk ke Jeddah untuk mengangkut jamaah haji dan umroh,” ujar CEO TFA Manasek Nordin Hidayat di Jakarta pada Rabu (6/3).

Pelayanan bandara tersebut berdampak terhadap pelayanan TFA Manasek. Travel mitra TFA Manasek yang berasal dari Jawa Barat pasti akan melepas jamaahnya dari sana. Hal ini akan semakin memudahkan rombongan.

Jamaah lebih menghemat tenaga dan waktu, sehingga lebih fokus untuk beribadah. Kemudian ada lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan keluarga sebelum keberangkatan. Hal itu membuat mereka lebih nyaman menikmati perjalanan udara.

“Tentu kami berharap agar Kertajati segera menjadi titik keberangkatan ya,” ujar pria yang berpengalaman mendampingi para tamu Allah ini.

Kertajati dan pengembangan pariwisata

Bandara Kertajati Jawa Barat (Istimewa)

Kertajati juga menjadi gerbang wisatawan domestik dan internasional untuk memasuki Jawa Barat. Pemprov Jabar sedang gencar mempromosikan destinasi di sana yang bernuansa natural lengkap dengan keterbukaan dan keramahan masyarakat setempat.

“Promosi wisata Jabar harus lebih ditingkatkan. Saya memperhatikan masyarakat Timur Tengah sangat menikmati mengunjungi Jabar.  Insya Allah akan meningkatkan kunjungan pelancong,” ujar Nordin.

Jawa Barat sangat berpotensi menjadi unggulan pariwisata halal di Indonesia. Provinsi ini memiliki kekayaan berupa suguhan seni yang atraktif, kebudayaan, serta potensi sumber daya alam yang dinilai menjual sebagai destinasi wisata.

Mendeklarasikan diri sebagai salah satu provinsi wisata halal, Jawa Barat dinilai sangat potensial dengan segala aspek pendukungnya.  Kuliner, fesyen, dan kosmetik, terus dikembangkan masyarakat di sana sehingga mendongkrak perekonomian dan meningkatkan kekhasan daerah tersebut yang merupakan inti pariwisata.