Oleh: Indah Mei Yunita
Kabupaten Malang merupakan salah satu lokasi destinasi wisata yang cukup terkenal di Jawa Timur. Potensi wisata yang ditawarkan sangat beragam, khususnya wisata alam, seperti air terjun, pantai, kebun wisata, maupun pegunungan.
Saat ini, tempat wisata yang terkenal di Kabupaten Malang yaitu wisata pantainya di bagian selatan, padahal sangat banyak tempat wisata lain yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya yaitu sebuah air terjun yang mendapat julukan Grojogan Singo dari masyarakat setempat. Destinasi wisata tersebut terletak Jalan Raya Kasembon, Dusun Slatri, Desa Pait, Kecamatan Kasembon.
Grojogan Singo merupakan julukan yang diberikan pada objek wisata “Coban Kethak”, sebuah air terjun yang tidak terlalu tinggi, kira-kira hanya sekitar 30 meter. Julukan tersebut diberikan karena air yang jatuh mengenai bebatuan sehingga membentuk seperti surai yang terdapat pada kepala singa.
Terdapat pula sumber yang mengatakan bahwa batuan yang terdapat di bawah air terjun terlihat seperti singa. Pemandangan alam yang indah, kondisi air dan udara yang segar dan didukung dengan kebersihannya membuat Coban Kethak pantas dijadikan tujuan untuk melepas penat.
Coban Kethak dibuka sejak tahun 2014 oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang bersama KPH Malang dan saat ini telah dikelola oleh PT. Kalasuba Indonesia.
Letaknya yang berada di jalur Malang-Kediri dan aksesibilitasnya yang baik membuatnya semakin sering dikunjungi wisatawan. Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang mudah dijangkau dan hanya perlu menggunakan kendaraan bermotor, baik pribadi maupun umum.
Kendaraan umum yang dapat digunakan biasanya yaitu bus yang berangkat dari Terminal Landungsari yang memiliki rute Malang-Batu-Pujon-Ngantang-Kasembon atau kendaraan umum lain yang menuju arah Jombang atau Kediri yang melalui Batu. Letaknya yang berada di pinggir jalan raya membuatnya mudah dijangkau menggunakan moda apapun.
Pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan pun sangat menakjubkan dengan dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi dan rindang, terutama ketika mulai memasuki kawasan hutan Kecamatan Pujon. Hal tersebut dapat menambah rasa nyaman dari penatnya aktivitas.
Fasilitas selain air terjun yang ditawarkan juga cukup beragam. Mulai dari fitness outdoor yang dapat digunakan anak-anak maupun orang tua, playing ground untuk anak-anak, gazebo dan taman untuk bersantai dan menikmati udara segar, panggung hiburan yang dilengkapi dengan tribun dan mampu menampung 1000 pengunjung, camping ground, spot foto, dan rumah kayu.
Banyaknya pepohonan yang tinggi dan rindang menjadikan udara di dalam Coban Kethak terasa segar. Coban Kethak juga menyediakan sarana pendukung pariwisata yang berupa toilet yang bersih, tempat parkir yang luas dan cukup untuk menampung ratusan pengunjung, dan mushola untuk beribadah. Hal tersebut pula yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi Coban Kethak.
Wisatawan yang mengunjungi Coban Kethak tidak perlu bingung untuk berkeliling objek wisata. Hal tersebut dikarenakan sudah tersedianya denah wisata yang terletak di dekat pintu masuk. Kondisi jalan di dalamnya juga tergolong baik dengan perkerasan paving yang mampu menyerap air hujan dan tidak licin ketika hujan.
Adapun loket tiket masuk yang didesain semenarik mungkin untuk menambah minat wisatawan. Para wisatawan juga tidak perlu khawatir untuk keamanan, karena pada Coban Kethak telah disediakan tempat penitipan helm untuk menghindari kasus pencurian helm yang sering terjadi.
Harga tiket masuk yang ditawarkan juga tergolong ekonomis dan sesuai bagi kantong mahasiswa maupun pelajar, yaitu Rp 5000 untuk setiap pengunjung. Biaya tersebut tentunya belum termasuk biaya untuk parkir. Destinasi wisata eksotik ini buka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Suasana yang nyaman dan udara yang segar menjadikan pagi hari merupakan waktu yang tepat untuk mengunjunginya. Alasan lainnya, tentu karena udara pagi yang sejuk dan segar sangat bagus untuk kesehatan.
Pada tahun 2016, Coban Kethak pernah dijadikan tempat untuk berjalannya festival durian. Pengunjung yang hadir pada festival tersebut tidak hanya dari dalam desa melainkan juga dari luar kabupaten dengan tiket yang ditawarkan seharga Rp 50.000,00 dan pengunjung sudah bebas memakan durian sepuasnya.
Penyelenggara menyediakan 1500 buah durian yang keseluruhan berasal dari Desa Pait. Tribun yang terdapat di depan panggung pun penuh dengan para pengunjung yang menghadiri festival
