Arab Saudi akan mengalami cuaca yang sangat panas pada musim kering. Suhunya berkisar antara 45-50 derajat celsius.
Suhu tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan iklim di Asia Tenggara. Di Indonesia misalkan, suhu pada siang hari berada sekitar 30 derajat celsius.
Karena itu, para peziarah Tanah Suci harus pandai menyiasati keadaan agar kenyamanan berwisata tetap terjaga.
Berikut adalah tips bagi Anda yang hendak menyiasati cuaca panas di Arab Saudi.
Bawa semprotan air
Utamakan semprotan yang menampung banyak air. Jadi selain untuk menyemprot, air juga bisa diminum. Semprotan air ke tubuh, terutama area kepala akan menyegarkan dan menurunkan stress akibat panas.
Setelah disemprot, sekitar lima menit kemudian, wajah akan kembali kering. Semprotlah terus agar kelembaban terjaga.
Bawa air minum
Minumlah air putih sebanyak mungkin. Tujuannya untuk menjaga asupan cairan sehingga badan tidak lemas.
Bawa selalu botol air minum berukuran sedang. Kapasitasnya sekitar satu hingga dua liter. Jika menemukan tempat air, maka isilah botol itu dengan air hingga penuh.
Lalu di perjalanan, Anda tinggal menikmati air tersebut. Kalau sudah habis, maka isilah kembali botol tersebut untuk bekal perjalanan berikutnya.
Gunakan kaca mata gelap
Suhu yang panas menyilaukan pandangan. Matahari seakan berjarak begitu dekat pada siang hari di sana.
Untuk menyiasatinya, selain dengan menyemprotkan air ke badan dan mengonsumsi air, adalah menggunakan kacamata gelap. Dengan memakai kacamata ini, mata akan terasa lebih relaks melihat sesuatu yang ada di sekitarnya.
Gunakan dan jaga alas kaki
Alas kaki jangan sampai hilang. Bawalah alas kaki Anda kemanapun. Ketika memasuki Masjidil Haram sekalipun, bawalah alas kaki.
Caranya dengan menyimpan sandal atau sepatu di dalam kantong plastik.
Hindari banyak beraktivitas di luar ruangan
Kalau tidak penting dan mendesak, lebih baik jamaah haji dan umrah beristirahat pada siang hari. Momentum siang akan sangat melelahkan jika dimanfaatkan untuk beraktivitas.