Sebagai episentrum Kota Makkah, Masjidil Haram tak pernah sepi. Muslim dari berbagai negara ada di sana untuk beribadah.
Pada malam hari, jamaah haji dan umrah memadati area tersebut. Di sana mereka bertawaf, sa’i, dan tahalul. Setelah itu mereka bersantai di sekitar area masjid.
Pada dinihari pun, jamaah masih saja berdatangan ke sana. Mereka ingin melaksanakan qiyamullail yang berbeda, yaitu di masjid yang berlimpah pahala. Ganjaran beribadah di sana adalah seratus ribu lebih besar dibandingkan pahala beribadah di masjid lain.
Setelah qiyamullail, mereka akan menikmati suasana pagi, terutama setelah shalat subuh berjamaah di sana. Berikut ini adalah beberapa gambaran keunikan Masjidil Haram pada pagi hari.
Ramai-ramai mencari sarapan
Setelah beribadah, jamaah akan mencari sarapan pagi di sekitar area masjid. para penjaja makanan sudah bersiap di konternya yang tersedia sekitar 100 meter dari gerbang masjid.
Jamaah tinggal berjalan kaki kesana untuk menyicipi aneka kuliner khas Timur Tengah.
Berkumpul di area atap dan luar masjid melihat mentari terbit
Sebagian jamaah ada yang berjalan menuju area atap masjid. Di sana mereka dapat melihat mentari terbit dan pemandangan tempat tawaf yang tak pernah sepi.
Sebagian juga ada yang membaca Alquran sambil menghadap Ka’bah
Kembali ke penginapan untuk beristirahat
Sebagian jamaah yang lelah melaksanakan qiyamullail kembali ke penginapan. Di sana mereka beristirahat hingga pukul 9.00 waktu setempat, atau bahkan hingga siang hari.
Setelah itu mereka bangun tidur dan membersihkan diri. Lalu kembali bersiap-siap untuk beribadah ke masjid suci. Dalam satu hari, mereka bisa dua hingga tiga kali pulang pergi ke masjid suci untuk beribadah.
Bahkan ada yang sampai sepuluh kali untuk melaksanakan umrah. Ibadah itu diniatkan untuk diri sendiri dan keluarga yang sudah meninggal dunia.