Ingin berwisata sebelum bulan Ramadhan?
Berbagai macam kegiatan dilakukan masyarakat untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Salah satunya dengan berwisata religi. Misalnya dengan mendatangi masjid, pondok pesantren, atau ziarah ke makam wali.
Di Pulau Jawa misalnya, banyak orang rutin mengadakan ziarah ke makan Wali Songo.
Tujuan dari wisata religi adalah mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, mengingatkan pada akhirat, menyegarkan rohani, serta membuka wawasan tentang sejarah penyebaran agama Islam dan perjuangan para wali berdakwah.
Beberapa lokasi wisata religi ini mungkin bisa jadi pilihan Anda;
Masjid Istiqlal, Jakarta
Objek wisata religi yang pertama berlokasi di Ibu Kota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara! Berdiri seluas 93.200 M2, masjid ini bisa menampung hingga 200.000 jamaah!
Pada saat perayaan umat Islam, masjid ini kerap dibanjiri berbagai jamaah dari berbagai tempat, bahkan terkadang presiden Republik Indonesia-pun kerap melakukan aktivitas peribadatan di masjid ini.
Masjid yang kini menjadi salah satu destinasi ziarah umat Islam ini diprakarsai oleh proklamator Indonesia, Ir. Soekarno dan dirancang oleh Arsitek Frederich Silaban yang notabene seorang non-muslim.
Masjid Menara Kudus Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa Manarat Kudus ini dibangun pada 1549 oleh Sunan Kudus. Pada saat dibangun, batu yang diletakkan pertama berasal dari Baitul Maqdis, Palestina. Sehingga masjid ini dinamakan Al Aqsa.
Dari bentuk menaranya yang seperti candi, nampak akulturasi budaya Islam dengan Hindu-Buddha.
Proses akulturasi budaya merupakan salah satu cara berdakwah pada masa itu. Hingga kini, Masjid Sunan Kudus ini menjadi pusat penting penyebaran agama Islam di Jawa.
Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah ini dibangun di atas lahan wakaf seluas 10 hektare. Arsitektural MAJT sangat unik, yakni bernuansa campuran Timur Tengah, Jawa, dan Romawi.
Terdapat menara Al-Husna setinggi 99 meter, kantor radio di lantai dasar, serta rumah makan berputar di puncaknya.
Adapun bagian paling atas merupakan tempat pengamatan rukyat al-hilal dengan fasilitas teropong canggih dari Boscha.
Daya tarik lain MAJT adalah enam buah pilar payung elektrik raksasa setinggi 20 meter di pelataran masjid, persis seperti yang digunakan di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Kawasan Sunan Ampel
Salah satu wisata religi yang tersohor di Surabaya adalah kawasan wisata Sunan Ampel. Selain ziarah ke makam Sunan Ampel, pengunjung juga bisa menikmati wisata belanja.
Aneka barang tersedia, seperti busana muslim, buku keagamaan, dan alat ibadah. Pada bulan Ramadhan, kawasan wisata Sunan Ampel ramai dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Masjid Cheng Ho
Siapa yang tak mengenal sosok Laksamana Cheng Ho? Laksamana Cheng Ho adalah pelaut dari negeri tirai bambu yang memeluk agama Islam.
Kehadirannya di Indonesia dipercaya sebagai salah satu cara masuknya agama Islam ke Indonesia.
Sebagai tokoh penting dalam persebaran Islam di Indonesia, ada banyak sekali Masjid dibangun dan didedikasikan untuk Laksamana Cheng Ho. Salah satunya adalah Masjid Cheng Ho yang berada di Surabaya.
Tak seperti masjid pada umumnya, Masjid Cheng Ho kental dengan arsitektur begaya Cina dan lebih terlihat seperti kuil.
Namun, lambang-lambang Islami seperti kaligrafi Arab masih bisa Toppers temui di Masjid ini. Selain di Surabaya, Masjid Cheng Ho juga bisa Toppers temui di Palembang dan juga Banyuwangi.
Masjid Baiturrahman, Aceh
Masih ingatkah Anda dengan masjid yang tetap kokoh berdiri pada saat terjadinya bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 silam? Masjid ini bahkan pada saat itu menjadi tempat berlindung umat muslim dan non muslim.
Masjid Baiturrahman sendiri merupakan salah satu bangunan bersejarah di Aceh. Di bangun pada era Kesultanan Aceh, masjid ini pernah hancur pada 10 April 1873 akibat serangan Belanda ke Koetaradja (Banda Aceh).
Ini menjadi pemicu perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Perjuangan ini menyebabkan Belanda kehilangan Major General Johan Harmen Rudolf Köhler, panglima mereka pada 14 April 1873.
Akhirnya pada tahun 1879-1881 M, masjid Baiturahman dibangun ulang dengan arsitektur yang mengadaptasi gaya Moghul (India) desain de Bruchi. Pembangunan ini dilakukan atas perintah Jenderal Van Der Heijden untuk meredakan pemberontakan rakyat kala itu.
Istana Maimun
ika ingin tahu sejarah keemasan kesultanan Deli, maka Anda dapat berkunjung ke Istana Maimun. Dibangun pada tanggal 26 Agustus 1888 oleh keturunan ke 9 Kesultanan Deli, Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah.
Istana dengan 30 ruangan ini memiliki luas 2.772 m2 dan berlokasi di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun.
Istana yang baru diresmikan pada tanggal 18 Mei 1891 ini dari arsitekturnya memperlihatkan alkulturasi antara budaya timur atau melayu yang islami dengan Eropa.
Banyak sekali ornamen-ornamen bergaya Eropa, seperti meja, lemari, kursi, lampu hingga pintu dorong.
Untuk pengaruh Ismal sendiri dapat terlihat dari atapnya yang berbentuk lengkung menyerupai perahu terbalik. Di mana desain tersebut menyerupai desain pada bangunan-bangunan yang berada di kawasan Timur Tengah.
