Museum Agung Mesir bermaksud memamerkan peninggalan kuno, yang sedang diperbaiki selama beberapa dekade.
Pameran tersebut bertujuan untuk memikat para wisatawan sehingga ramai berdatangan membanjiri Mesir.
Proyek pembangunan Museum Agung Mesir beberapa kali molor dari target dan mengakibatkan penganggaran tak terduga. Semula proyek tersebut dianggarkan 650 juta dolar AS. Ternyata membengkak menjadi 1 miliar dolar AS. Kebanyakan dana berasal dari Jepang.
Pada akhir Desember 2018, Presiden El-Sisi meninjau pembangunan museum. Dia melihat langsung bagaimana 8.000 pekerja beraktivitas membangun destinasi wisata kebanggaan negeri Fir’aun tersebut, sebagaimana diberitakan //al-Ahram//
Lahan 500 ribu meter persegi
Museum ini berdiri di atas lahan seluas 500.000 meter persegi. Juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Rady, mengatakan, ada 168 ribu meter persegi dimanfaatkan untuk pameran sebanyak ratusan ribu artefak.
Bangunan penyimpan barang bersejarah ini terdiri dari beberapa sub ruangan, perpustakaan, bagian seni dan kerajinan tangan, hall simulasi, dan pameran.
Berdasarkan pemberitaan AP, pembangunan museum ini merupakan megaproyek Presiden El-Sisi yang menanam investasi masif dalam infrastruktur pariwisata, sehingga akan membangkitkan perekonomian nasional yang selama ini mengalami stagnasi beberapa dekade.
Bagian dari Giza
Nama lain bangunan ini adalah Museum Giza. Pemerintah Mesir merencanakan bangunan ini untuk menyimpan berbagai artefak bersejarah. Bangunan ini dikenal sebagai museum penyimpan benda bersejarah terbesar di dunia.
Berdasarkan perencanaan beberapa tahun lalu, setelah pembangunan, museum ini diprediksi akan dibuka untuk umum pada tahun ini. Manajemen akan memamerkan berbagai artefak era Tutankhamun (1332–1323 Sebelum Masehi) untuk pertama kali.
Bangunan ini hanya berjarak dua kilometer dari Piramida Giza. Ini adalah bagian dari Kompleks Piramida Giza yang juga sedang dipercantik.