Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi penetapan lima daerah sebagai destinasi wisata yang memenuhi Standar Wisata Halal Indonesia 2019. Standar tersebut berdasarkan pertimbangan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Pihaknya berharap, jumlah destinasi wisata halal dapat ditingkatkan.
“Seluruh destinasi wisata di Indonesia harus berbenah diri agar tujuan Kemenpar yang menargetkan lima juta wisatawan mancanegara muslim dapat tercapai,” kata Bambang beberapa waktu lalu.
Adapun lima daerah yang baru saja ditetapkan memenuhi standar Wisata halal yakni Lombok, Aceh, Kepulauan Riau, Jakarta, dan Sumatera Barat. Politikus Golkar itu mendorong Kemenpar berkordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) agar menekankan kepada pelaku usaha kepariwisataan.
Yang harus diperhatikan
Para pelaku usaha diminta untuk memperhatikan akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan dalam membangun usahanya. Bamsoet juga mendorong Kemenpar meningkatkan destinasi wisata halal di Indonesia.
“Mengingat Indonesia memiliki keunggulan komperatif, dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki banyak pantai yang indah, serta warisan budaya yang beragam,” kata Politikus Golkar itu menegaskan.
Wisata Halal sendiri dipercaya dapat meningkatkan jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara, khususnya wisatawan muslim. Berbagai kota hingga provinsi di Indonesia tengah gencar mempromosikan wisata halal, di antarnya Bandung, Jawa Barat dan Pekanbaru, Riau.
Wisata halal
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, wisata halal saat ini merupakan gaya hidup yang memudahkan wiasatawan muslim ke suatu destinasi wisata. Dengan wisata halal, Kenny optimistis kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat. Khususnya dari Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah ke Kota Bandung akan meningkat.
“Jika saat ini wisatawan Malaysia datang ke Kota Bandung sekitar 300 ribu-500 ribu orang, maka dengan penguatan wisata halal bisa meningkat sekitar 10 persen,” kata Kenny, Selasa (9/4).
Menurutnya, tren wisata halal mulai berkembang sejak 10 tahun terakhir. Karenanya sebagai kota yang mayoritas beragama Islam, wisata halal menjadi sebuah keharusan.
Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau juga mulai mengandalkan sektor pariwisata, khususnya wisata halal untuk menjadi kontributor utama dalam pendapatan asli daerah (PAD). Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, mengatakan, hal itu karena melihat tren pendapatan dari sektor pariwisata terus meningkat.
Firdaus menuturkan, pada 2017 total pendapatan daerah dari pariwisata mencapai Rp 122 miliar. Setahun setelahnya, pendapatan sektor pariwisata naik menjadi Rp 145 miliar. “Tahun ini kita harapkan naik lagi, paling tidak 40 persen dari total pendapatan,” kata Firdaus saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/4).
Ia mengatakan, sebanyak 50 persen cadangan minyak dan gas nasional berasal dari Provinsi Riau. Namun, sumber migas itu bukan berasal dari Kota Pekanbaru. Oleh sebab itu, Pemerintah Pekanbaru memprioritaskan sektor perdagangan, jasa, pengolahan sumber daya pertanian, dan pariwisata.
Pekanbaru sendiri telah menandatangani nota kesepahaman bersama Kementerian Pariwisata untuk menjadikan Pekanbaru sebagai destinasi wisata halal unggulan di Indonesia.