Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur melakukan uji publik pakaian adat khas wilayah setempat. Busana itu akan diresmikan pada peringatan hari jadi Lamongan ke 450 pada 26 Mei 2019.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ismunawan mengatakan busana adat khas Lamongan sudah melalui beberapa kali kajian. Juga sudah melalui seminar yang dihadiri para budayawan.
Kekhasan
Elemen khas dari busana adat khas terletak pada penggunaan batik singomengkok. Juga desain kebaya bernuansa Islam yang tampak pada panjang kebaya yang dibuat hingga lutut.
“Model kebaya panjang seperti inilah yang membedakan dengan kebaya pada umumnya, termasuk penggunaan hijab yang semakin mengentalkan nuansa tersebut,” katanya.
Busana Adat Khas Lamongan juga merupakan perpaduan sejumlah budaya lokal. Seperti pengaplikasian kowakan pada busana pria yang mengambil ciri khas busana adat tambal sewu di Desa Sambilan Kecamatan Mantup, Lamongan.
Selain itu, juga diaplikasian Batik Singomengkok pada udeng dan sembong pada busana pria serta jarit pada busana perempuan. Desain batik ini terinspirasi dari Gamelan Singomengkok yang digunakan Sunan Drajat dalam berdakwah.
Aksesoris
Selain itu ada penggunaan aksesori bros untuk kebaya model teratai berjuntai dengan motif gunungan yang ada di Sendang Dhuwur.
Sebelumnya Bupati Lamongan, Fadeli memberi apresiasi adanya inisiatif untuk membuat busana khas Lamongan. Karena selama ini, untuk event-event resmi yang dikenakan adalah PKJ.
“Pakaian Adat Khas Lamongan ini jika nanti sudah diresmikan, bisa dipakai dalam berbagai kegiatan resmi. Selain itu, ini bisa menjadi kebanggan bagi masyarakat Lamongan karena memiliki pakaian khas sendiri yang berakar dari kekayaan budaya lokal,” katanya.