Kisah Memasak dan Menjual Satai Gepuk ke Masyarakat

Bagikan

Salah satu pedagang satai gepuk di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu adalah Jumiati (Bu Neng). Perempuan berusia 38 tahun itu sudah lama berjualan sate gepuk.

Bu Neng mengatakan, ibunya sudah lama menjadi pedagang sate gepuk di Pulau Pramuka. Ia membantu ibunya berkeliling menjajakan sate gepuk itu sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Bahkan, tak hanya berjualan keliling kampung, ia juga membantu membuat sate gepuk. Sehingga, kini saat ibunya sakit, Bu Neng bisa membuat sate gepuknya sendiri. Akan tetapi, ia mengaku rasanya tak jauh berbeda dan sama enaknya dengan buatan sang ibunda.

Harga

Ia mengaku menjadi penjual sate gepuk di Pulau Pramuka yang paling diminati warga. Sate gepuknya dibanderol Rp 3.500 per bungkusnya. Paling sedikit ia membuat sate odol 185 bungkus dari daging ikan tongkol 20 kilogram yang selalu habis dibeli.

“Sudah lama dari kecil dari SD. Cuma yang jualan ini kan ada berapa orang cuma yang paling terkenal punya ibu saya, alhamdulillah rasanya,” kata Bu Neng di Pulau Pramuka, Jumat (22/3).

Menurut dia, hal itu karena ikan tongkolnya pun segar langsung ditangkap dari perairan Kepulauan Seribu oleh adiknya. Bu Neng pun tak menambahkan bahan pengawet ke dalam adonan.