Salah satu pedagang sate gepuk di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu adalah Jumiati atau yang diakrab sapa Bu Neng. Dia mulai menjajakan sate gepuk mulai sekitar pukul 10.00 WIB. Pada saat masyarakat sedang dalam perut kosong, perlu asupan sebelum makan siang.
Dia membawa dagangan sate gepuknya itu dengan gerobak dorongan kecil. Di atasnya ada keranjang sebagai alasnya. Ketika pukul 12.30 WIB, sate gepuknya lebih dari setengah sudah habis terjual.
Andalan
Warga Pulau Pramuka, Saana (45) mengatakan, sate gepuk Bu Neng memang menjadi andalan bagi masyarakat setempat. Menurut dia, rasanya enak karena menggunakan ikan tongkol segar dan tidak menggunakan bahan pengawet.
Saana menyebut, sate gepuk ini menjadi makanan khas Kepulauan Seribu yang diminati para wisatawan dan juga warganya sendiri. Sate gepuk bisa menjadi camilan siang atau bisa juga menjadi lauk menemani nasi untuk makan siang.
“Di sini makanan khasnya sate gepuk, dari ikan tongkol. Kalau punya dia (Bu Neng) memang satenya dari ikan segar, jadi enak,” kata Saana.
Juga menunggu penjual sate gepuk di depan kantor Bupati Kepulauan Seribu. Pada tengah hari bolong, Bu Neng pun lewat sambil mendorong gerobaknya dan meneriakan “sate gepuk, sate gepuk”.
Awalnya, tak yakin apa yang disebut dan dijual Bu Neng dengan gerobaknya tersebut. Sebab, tampilannya tak seperti tukang sate pada umumnya.
Kemudian mencicipi sate gepuk buatan Bu Neng. Sate odol teksturnya seperti pepes tahu yang lembut bentuknya seperti lontong yang bulat memanjang.
Meski terbuat dari ikan, sate gepuk tak terasa bau amis. Perpaduan ikan dan kelapa yang ditumbuk menjadi ciri khas dengan bumbu yang gurih.