Oleh: Nurmasari
Ingin menikmati sensasi seperti di film Titanic? Situ Patenggang tempatnya. Danau yang berada di Bandung Selatan dengan pemandangan kebun teh yang sejuk dan masih asri ini dapat memanjakan mata sehingga rasa penat dan lelah akibat rutinitas sehari-hari sirna seketika. Di dekat danau, terdapat sebuah kapal besar berbahan kayu seperti di film Titanic, sehingga pengunjung dapat berfoto bersama teman, kerabat atau pasangan di atas sebuah kapal yang seakan-akan sedang berlayar. Kapal phinisi yang disulap menjadi sebuah restoran tersebut juga menyediakan berbagai menu yang enak untuk dinikmati, dari sekadar kopi, teh atau bahkan makanan ‘berat’ sekalipun, berhias pemandangan pegunungan dan puncak-puncaknya yang membuat suasana semakin romantis, seperti piknik di alam terbuka, di tengah-tengah danau.
Awalnya danau Situ Patenggang merupakan cagar alam atau taman nasional. Hingga pada tahun 1981, Pehutani mulai mengelola Situ Patenggang menjadi area wisata. Saat ini, keindahan wisata alam Situ Patenggang sudah terkenal sampai ke mancanegara, tak heran jika kalian berkunjung ke sana , maka kalian dapat menjumpai beberapa wisatawan dari luar negeri. Pada tahun 2006, Situ Patenggang menjadi lokasi syuting film My Heart. Nah, jika kalian ingin mencoba menjadi Farel dan Luna yang bersama-sama menaiki perahu dan melihat danau yang dikelilingi oleh cagar alam, kalian dapat menaiki perahu untuk sekadar mengelilingi danau atau dapat berhenti dan turun di pulau kecil yang berada di tengah danau yang disebut pulau Asmara, di sana terdapat Batu Cinta.
Untuk pasangan muda yang baru menikah, tempat wisata ini sangat cocok untuk dikunjungi karena selain terdapat kapal phinisi dengan ornamen serupa kapal pesiar yang cocok dijadikan tempat dinner atau sekadar makan siang bersama, di Situ Patenggang juga terdapat Glamping Lakeside yang merupakan penginapan dengan konsep unik berupa tenda seperti kemping di alam terbuka, namun memiliki fasilitas sekelas hotel dengan kamar dan kasur yang nyaman, juga pandangan yang indah. Glamping Lakeside ini berdekatan dengan sebuah teras dari kayu jati yang berbentuk bintang atau lebih dikenal dengan nama Teras Bintang. Nah, di gardu pandang dengan ketinggian 1600 mdpl, kamu dan pasangan dapat menikmati keindahan alam pegunungan Bandung yang asri dan menyejukkan. Pemandangan malam hari yang eksotis juga terhampar indah dengan beberapa lampu yang menyerupai bintang. Tempat yang sangat ideal untuk berbulan madu.
Danau yang berada di Jalan Raya Ciwidey – Rancabali, kecamatan Rancabali tersebut terletak di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Sekitar 30 menit dari Kawah Putih-Ciwidey . Situ Patenggang berasal dari bahasa Sunda. Menurut cerita yang beredar di masyarakat sekitar, Patenggang berasal dari kata “pateangan-teangan” yang berarti “saling mencari” dan “situ” yang memiliki arti “danau”. Kemudian dua kata tersebut disatukan dan terbentuklah nama Situ Patenggang yang terkenal hingga saat ini. Situ atau danau ini memiliki luas sekitar 45.000 hektar, dengan total luas cagar alamnya sendiri mencapai sekitar 123.077 hektar yang terletak pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut membuat udara di Situ Patenggang amat sejuk dengan suhu 10-14 derajat celcius ketika pagi dan sore hari menjelang malam. Nama Situ Patenggang tersebut berasal dari sejarah danau yang merupakan tempat bertemunya sepasang kekasih yang saling mencintai, namun harus terpisah dalam waktu lama karena sebuah peperangan. Merekaadalah Ki Santang dan Dewi Rengganis. Ki Santang merupakan keponakan dari Prabu Siliwangi, yang kala itu adalah seorang Raja Pajajaran yang dikenal arif dan bijaksana. Sedangkan Dewi Rengganis adalah seorang gadis dari desa yang hidup di daerah pegunungan.
Keduanya memiliki jalinan cinta yang sangat kuat, namun sayangnya terpaksa harus terpisah dari jarak dan waktu. Mereka terpisah akibat terjadinya perang Bubat antara Kerajaan Pajajaran dan Majapahit. Namun karena kuatnya ikatan cinta dalam diri mereka, sepasang kekasih itu pun tak pernah lelah berusaha untuk mencari satu sama lain. Hingga suatu hari, mereka berhasil bertemu di Bandung Selatan, di sebuah tempat yang saat ini terkenal dengan sebutan Batu Cinta. Setelah pertemuan tersebut, Dewi Rengganis meminta suatu hal pada Ki Santang, yaitu membuatkan danau di mana terdapat pulau kecil di tengahnya. Pulau tersebut sekarang kita kenal sebagai Pulau Asmara. Karena kisah ini, muncul mitos di masyarakat yang mengatakan bahwa Apabila sepasang kekasih mengunjungi Batu Cinta dan berlayar mengelilingi Pulau Asmara maka cintanya abadi. Seperti kisah Ki Santang dan Dewi Rengganis yang indah dan rasa cinta yang bertahan walau pernah terpisah lama.
Ayo, tunggu apalagi? Situ Patenggang dan segala keindahannya telah menanti untuk dikunjungi.