Jamaah haji dan umrah punya kebiasaan melaksanakan ibadah santai. Namanya haji tamattu’ atau haji santai.
Haji macam ini dimulai dengan umrah wajib. Setelah itu baru puncak haji, yaitu wukuf di Arafah.
Jamaah dari Indonesia biasa melaksanakan haji macam ini. Sebabnya mereka memang ingin santai menikmati Tanah Suci.
Ketika puncak haji, Masjidil Haram akan sepi. Karena jamaah melaksanakan rukun haji: berwukuf di Arafah. Ibadah satu ini hanya berlangsung sekali dalam setahun, yaitu setiap 9 Dzulhijjah.
Ada saja yang bertawaf
Jamaah haji terkonsentrasi di Arafah. Pengurus masjid suci sedang mengganti kiswah Ka’bah.
Namun, ada saja masyarakat setempat yang bertawaf. Tak masalah.
Karena baitullah selalu menjadi tempat berkumpul. Masjidil Haram memang tak pernah membosankan
Masjidil Haram selalu ramai. Jutaan Muslim memuliakan masjid suci, mengenang dan menyimpan memori tentangnya di hati.
Orang yang sudah kesana berkali-kali, lalu kembali ke kampung halaman, pasti akan merindukan suasana Masjid Suci.
Setelah kembali ke kampung halaman, Jamaah haji dan umrah pasti ingin kembali menangis di depan Ka’bah. Di sana mereka menenangkan hati.