Kemenag Bakal Ganti Uang Saku Haji dengan Kartu Debit

uang saku haji

Bagikan

Kementerian Agama (Kemenag) RI akan mengganti uang saku haji yang semula berbentuk tunai menjadi katu debit sebagai biaya hidup saat menjalankan ibadah haji.

Menteri Agara (Menag) Fachrul Razi mengatakan bahwa uang saku haji berbentuk tunai selama ini malah membuat jamaah boros, sebab para jamaah cenderung menghabiskan uangnya sebelum sampai ke Indonesia.

Fachrul melanjutkan, bahwa kartu debit yang menggantikan uang saku itu juga berfungsi sebagai kartu identitas bagi jamaah, dilansir dari Katadata.

“Kami akan memberikan dalam bentuk kartu debit, sekaligus berfungsi sebagai kartu identitas,” kata Fachrul saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/2).

Menurut Menteri Agama, rencana penggantian uang saku haji itu telah dipersiapkan dengan matang. Sementara itu, sosialisasi juga telah dilakukan kepada seluruh pimpinan kloter dan ketua regu.

“Bila diberi dalam bentuk debit, mungkin akan dipakai secukupnya dan dia bangga pulang masih ada isinya,” kata Rachrul.

Besaran Uang Saku Haji

Sementara itu, untuk jumlah besaran telah disepakati oleh pihak pemerintah bersama dengan DPR RI mengenai Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yaitu berjumlah Rp 35,2 juta.

Untuk biaya living cost di Arab Saudi, dianggarkan sebesar SAR 1.500 yang setara dengan Rp 5,5 juta. Jumlah itu masih sama dengan pembiayaan living cost tahun lalu.

Inovasi Kemenag itu tak benhenti di situ, Fachrul menyatakan bahwa selain perubahan bentuk uang saku, juga ada beberapa perbaikan fasilitas pelayanan haji.

Di antaranya adalah memfungsikan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati untuk melayani embarkasi atau debarkasi jamaah haji dari Jawa Barat.

Saat ini belum ada asrama haji yang berdekatan dengan BIJB. Pemerintah berencana membangun fasilitas pemondokan jamaah haji di Indramayu yang ditargetkan sudah bisa digunakan pada musim haji 2021.

Pemerintah juga akan menambah fasilitas pelayanan jalur cepat imigrasi di Tanah Air untuk mempercepat proses pelayanan keimigrasian bagi jamaah haji.

Dengan fasilitas tersebut, jamaah haji tidak perlu mengikuti proses verifikasi data biometrik terlalu lama saat tiba di Arab Saudi.

“Kalau tahun lalu hanya dinikmati jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, tahun ini akan dinikmati juga jamaah yang berangkat dari Bandara Juanda Surabaya,” katanya.