Gerakan minum bersama segera diterapkan dan dibiasakan setelah jamaah calon haji Indonesia tiba di Makkah. Hal tersebut untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan kesehatan yang muncul akibat dehidrasi.
Tim Dokter Jaga KKHI Daerah Kerja (Daker) Makkah, Dr Edy Ramdhani di KKHI Makkah mengatakan, gerakan minum bersama akan diterapkan kepada jamaah calon haji Indonesia tiap dua hingga tiga jam.
“Nanti di tiap kloter akan diberikan penguatan seperti itu sehingga dengan minum bersama konsumsi cairan benar-benar bisa diukur dan dilakukan,” kata Edy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/7/2019).
Pihaknya melihat ada kecenderungan selama ini jamaah calon haji asal Indonesia kurang sadar untuk mengkonsumsi cairan dalam jumlah cukup.
“Padahal, asupan cairan sangat diperlukan terlebih saat puncak musim haji tahun ini diperkirakan suhu panas ekstrim akan terjadi sekitar lebih dari 50 derajat celcius,” terangnya.
Senada disampaikan Dr Novita Silvana yang juga Tim Dokter Jaga KKHI Makkah. Dikatakannya, gerakan minum bersama harus menjadi bagian tak terpisahkan dan disadari bersama oleh jamaah calon haji Indonesia.
“Jangan nunggu haus dan jangan takut sering kencing,” kata Novita.
Beberapa tips yang disampaikan oleh KKHI yakni jamaah harus mampu mengelola dan mengukur kemampuan diri serta mengatur dengan baik aktivitas fisiknya, terlebih mereka yang memiliki penyakit bawaan.
“Gunakan selalu alat pelindung diri seperti payung, topi, kacamata, sandal,” pintanya.
Pihaknya juga menekankan pentingnya jamaah calon haji untuk selalu mengkonsumsi buah dan sayur yang disediakan katering resmi bagi jamaah.
“Seringkali mereka tidak makan buahnya, mereka simpan dan akhirnya tidak terkonsumsi, padahal ini harus dimakan. Dan jangan lupa untuk konsumsi kurma,” jelasnya.
Sementara, Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dr Amsyar Akil mengatakan, kecukupan minum untuk menghindari dehidrasi yang bisa memicu munculnya panyakit kronis lain.
Beberapa penyakit yang muncul akibat dehidrasi adalah diabetes melitus (DM) dan gangguan jantung. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
“Yang mendominasi akibat dehidrasi sehingga penyakit kronis muncul,” kata dr Amsyar Akil.
Amsyar menuturkan, jika proses dehidrasi jamaah telah dimulai sejak di pesawat. Ini karena mereka malu untuk meminta minum dan menahan buang air kecil sehingga tanpa sadar terkena dehidrasi.
“Ditambah lagi setelah tiba (di Tanah Suci), aktivitas jamaah meningkat yang memperparah dehidrasi, sehingga penyakit yang ada muncul,” jelas dia.