Ada kisah bertemunya Iblis dengan Nabi Muhammad SAW. Perintah pertemuan itu langsung dari Allah SWT melalui Malaikat agar Iblis menjawab semua hal yang ditanyakan Rasullah.
“Wahai iblis, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah agar engkau menghadap Rasulullah SAW,” tutur Malaikat.
“Hendaklah engkau buka segala rahasiamu, engkau jawab dengan sebenar-benarnya dan apapun yang ditanya Rasulullah.
Jika engkau berdusta walau hanya satu perkataan, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”
Mendengan azab itu, iblis ketakutan dan akhirnya menyanggupinya dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih sepuluh helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Saat sudah berhadapan dengan Nabi Muhammad, Iblis memberi salam. Namun tak mendapat respon. Hingga tiga kali, salam itu juga tak dibalasnya.
“Ya Rasulullah SAW, mengapa engkau tidak menjawab salamku, bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” kata iblis.
Nabi Muhammad akhir menjawabnya.
“Hai seteru Allah, kenapa engkau menunjukkan kebaikanmu, janganlah engkau mencoba menipuku, sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s. Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah, hanya saja aku diharamkan Allah membalas salammu,” ujar Rasulullah SAW dengan meyakinkan.
“Ya Rasulullah SAW, janganlah engkau marah. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu tipu dayaku terhadap umatmu,” aku iblis kepada Nabi.
Beberapa saat kemudian Rasulullah SAW mengajukan beberapa pertanyaan. “Jika umatku berpuasa karena Allah SWT, bagaimana keadaanmu?”
Mendengar pertanyaan itu, tubuh iblis ketakutan dan menjawab, “Ya Rasulullah, inilah bencana yang paling besar bahayanya untukku,” jawab iblis. “Apa maksudmu?” tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab. “Apabila masuk bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy. Bagi orang yang berpuasa, Allah SWT akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar, serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa,” jawab iblis.
“Lantas apa yang kau resahkan?” tanya Nabi SAW. “Yang menghancurkan hatiku adalah malaikat dan semua isi alam yang siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa,” jawab iblis lagi.
“Jika memang demikian, apa yang akan engkau lakukan kepada umatku?” tanya Rasulullah SAW.
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama adalah ulama yang memberi nasehat kepada manusia. Yang kedua, umat Anda yang sabar, syukur, dan ridha dengan karunia Allah SWT,”ujar iblis.
Nabi SAW bertanya lagi, “lalu siapakah yang ketiga dari umatku itu?” “Yang ketiga dari umatmu seperti Fir`aun. Terlampau sombong dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka aku pun bersuka cita.
Kemudian aku masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke mana saja sesuai kehendakku. AKu membuat dia senang kepada dunia, umatmu yang ketiga itu akan melupakan ibadah, tidak mengeluarkan zakat,” kata iblis.
“Lalu apa siasatmu dalam mengganggu golongan umatku yang ketiga itu?” tanya Nabi SAW. Iblis menjawab. “Aku menggodanya agar minta kaya dulu, setelah kaya ia akan sombong dan lupa beramal. Jika demikian, umatmu itu akan saling berebut harta, saling benci dan menghina kepada yang miskin. Jika demikian, tinggal menunggu kehancurannya.”
Setelah mengerti akan tipu daya iblis itu, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar menjalankan ibadah puasa dengan penuh harap dan ridha kepada Allah SWT. Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang benar-benar ikhlas dan tulus dalam berpuasa.