Kementerian Pariwisata akan mengembangkan potensi wisata alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo. Hal ini akan dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Wisata Alam di TN Komodo dan Labuan Bajo pada 7 Mei mendatang.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata David Makes, tema yang diangkat untuk event ini adalah ‘Penyatuan Persepsi Arah Pengembangan Wisata Alam di Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo untuk 5 (lima) Tahun ke depan.
“Kita sudah sama-sama mengetahui jika pariwisata merupakan sektor unggulan Indonesia. Sektor yang diharapkan mampu menjadi pengungkit perekonomian makro secara konkrit. Oleh karena itu, kita melakukan berbagai upaya untuk menarik minat wisatawan. Karena imbasnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Salah satu cara yang kita ambil adalah memaksimalkan potensi destinasi seperti Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo,” papar David dalam keterangan tertulis, Jumat, (3/3/2019).
Menurut David hal itu menjadi bagian dari upaya mendukung realisasi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2019. Apalagi, TN Komodo dan Labuan Bajo termasuk destinasi utama di Indonesia.
“Hal tersebut tentunya bukan merupakan tugas yang mudah. Perlu kita sadari kondisi potensi sumber Daya Wisata Alam yang melimpah di Indonesia, belum diimbangi dengan faktor-faktor pendukung lainnya yang memadai. Seperti, infrastruktur dasar sarana prasarana wisata (aksesibilitas, amenitas), Sumber Daya Manusia di bidang pariwisata, serta regulasi dan kebijakan dari pemerintah daerah serta pusat. Hal ini terkadang masih perlu di sinergiskan dengan situasi dan kondisi aktual di lapangan,” paparnya.
Sedangkan Asdep Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kemenpar Alexander Reyaan, mengatakan salah satu lokasi di Indonesia yang memiliki potensi Sumber Daya Wisata Alam yang tinggi adalah Taman Nasional Komodo. Namun, itu pun masih perlu dioptimalkan.
“TN Komodo merupakan kawasan perlindungan alam yang yang mempunyai ekosistem asli. Serta, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatakan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi,” katanya.
Ditambahkan Alex, TN Komodo memiliki beberapa obyek daya tarik utama di antaranya keindahan ekosistem padang savana, keanekaragaman hayati biota laut, serta keanekaragam flora dan fauna.
“Namun, yang paling menarik adalah taman nasional ini merupakan habitat asli hewan Komodo (Varanus komodoensis) yang tergolong langka dan termasuk dalam kategori endangered species menurut IUCN,” paparnya.
Sedangkan Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, Potensi Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) tersebut menjadikan kawasan TNK sebagai salah satu kawasan yang dapat dikembangkan kegiatan wisata alamnya. Namun, harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga berharap Taman Nasional Komodo dan kawasan Labuan Bajo dapat dimaksimal.
“Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo adalah destinasi tingkat dunia. Banyak selebriti dan tokoh dunia yang mampir ke sana. Atau penasaran ingin berkunjung. Tentu kita harus optimalkan. Agar wisatawan bisa terus merasa nyaman,” paparnya.
Bukan hanya itu, Menpar juga berharap pengembangan destinasi tersebut bisa menguntungkan juga buat masyarakat sekitar.
“Keunggulan pariwisata adalah bisa dirasakan langsung masyarakat. Impactnya langsung ke masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan juga harus memikirkan masyarakat sekitar,” paparnya.