Bagi jamaah i’tikaf, sudah mempersiapkan diri mengantisipasi suasana padat pada setiap malam ganjil.
Bisa dipastikan, akses di area masjidil Haram sangat crowded mulai menjelang maghrib (pukul 18.00 waktu setempat) hingga ba’da qiyamullail (pukul 2 30 dinihari waktu setempat).
Baca juga: Destinasi Wisata Religi Saat Melaksanakan Umroh
Alhamdulillah, oleh pemerintah Saudi, disiapkan tempat wudhu hampir di setiap pojok di dalam masjid.
Bagi jamaah i’tikaf, ba’da ashar, harus segera mempersiapkan makanan ifthar & sahur sekaligus untuk dibawa ke masjidil Haram. Jika tidak, bisa dipastikan jamaah tersebut bisa keluar mencari makan tapi tak bisa balik lagi ke dalam masjid.
Lantai 1 pun penuh jamaah, beberapa lantai yang masih baru, masih dalam proses perampungan, juga dimanfaatkan untuk menampung jamaah.
Rutinitas ibadah di Al Haram berjalan lancar. Jamaah harus pandai-pandai mengatur waktu tidur dengan mengikuti ritme ibadah di masjid.
Pukul 21.00 – 23.30 sholat isya lanjut tarwih 20 rakaat, istirahat sejenak, pukul 00.45 – 2.30 qiyamullail dan lanjut dengan sahur.
Tawaf ba’da ashar sangat padat, terlebih lagi pada malam hari. Tapi kondisi ini tidak melemahkan semangat jamaah untuk bertawaf.
Satu hal yang harus menjadi perhatian para jamaah i’tikaf, bahwa mereka tidak boleh berbelanja kecuali kebutuhan mendesak selama i’tikaf. Jika itu dilakukan, maka i’tikafnya gugur.
I’tikaf mengharuskan kita berdiam di masjid, kecuali untuk urusan yang sangat penting, diperkenankan meninggalkan masjid, tidak termasuk belanja oleh-oleh.
Hal yang istimewa Ramadhan di Al Haram, adalah Berbuka dengan air zam-zam, berbagi takjil dengan saudara muslim dari berbagai penjuru dunia.
Suasana ukhuwahnya begitu terasa. Suasana ini hanya ada di masjidil Haram.