Meskipun Ada Penurunan, Turis China Masih Dominasi Wisata Bali

Bagikan

Turis asal China masih mendominasi kunjungan pariwisata di Bali. Meski masih bertahan di peringkat pertama, tapi jumlahnya menurun dibanding tahun sebelumnya.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, kedatangan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata per April 2019 tercatat mencapai 476.327 kunjungan. Dari jumlah tersebut 476.160 wisatawan mancanegara datang melalui bandara dan 167 melalui pelabuhan.

Turis China menduduki peringkat pertama dengan jumlah 94.202 orang April 2019. Namun, jumlah ini menurun dibandingkan April tahun 2018 yang mencatat kunjungan 121.840 turis atau menurun sebanyak -22,68 persen.

Peringkat berikutnya disusul turis asal Australia dengan jumlah 90.265 wisatawan. Lalu turis asal India dengan jumlah 25.438 orang.

Selanjutnya disusul turis asal Inggris sebanyak 24.500 orang dan Amerika Serikat dengan jumlah 22.170 turis. Kemudian turis asal Jepang dengan jumlah 19.878 orang, turis Prancis dengan jumlah 15.897 orang, turis Jerman dengan 15.490 orang, dan turis Malaysia sebanyak 13.337 orang serta turis Rusia sebanyak 12.553 orang.

Jika dikalkulasi jumlah kunjungan turis mancanegara selama April 2019 sebanyak 476.327 orang atau turun sebanyak -7,83 persen dibandingkan April tahun lalu yang mencatat 516.777 kunjungan. Ketua BPS Bali Adi Nugroho mengatakan penurunan ini menunjukkan tren yang tidak biasa.

“Mestinya April sudah mulai naik, tapi sayangnya tingkat wisman di April lelbih rendah dari capaian April tahun lalu. Padahal tiga tahun terakhir sampai 2018, di bulan April selalu naik dibanding tahun sebelumnya, ada rekor baru, saat ini April 2019 tidak tercapai rekor dia di bawah April 2018,” kata Adi di Denpasar, Bali, Sabtu (14/6/2019).

Adi mengatakan penurunan ini menjadi perhatian bagi pelaku pariwisata di Pulau Dewata. Sebab ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kunjungan wisatawan tersebut di antaranya sisi ekonomi ataupun banyaknya destinasi pariwisata baru.

“Kalau boleh saya menganjurkan para pengawal pariwisata di Bali perlu melakukan kajian apa yang membuat rekor tiga tahun ini tidak tercapai, apakah suplai pariwisata dunia sedang menurun, atau kalau tidak apakah ada pengalihan wisatawan yang biasanya ke Bali sekarang tergoda ke wilayah lain. Dua-duanya perlu diidentifikasi dengan baik supaya upaya-upaya memulihkan tren itu bisa dicarikan jalannya,” imbaunya.