Penyusunan kurikulum pelatihan integrasi untuk tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI) telah selesai dilakukan oleh Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Kementerian Kesehatan.
Kabid Pemberdayaan Sumber Daya Kesehatan dan Fasilitasi Pelayanan Kesehatan Pusat Kesehatan Haji, Indro Murwoko mengatakan, untuk selanjutnya akan dikonsolidasikan dengan Kemenag terkait materi pelatihan.
Namun Indro pun belum bisa menyampaikan kapan materi pelatihan ini akan dikonsolidasikan dengan Kemenag.
Pusat Kesehatan Haji masih mencari waktu untuk menjadwalkan pertemuan dengan Kemenag. “Secepatnya (dikonsolidasikan). Masih mencari waktu,” katanya.
Sejak Senin 11-12 November lalu, tim penyusun kurikulum pelatihan integrasi untuk TKHI telah menyelesaikan pembahasan dokumen-dokumen pendukung kurikulum pelatihan. Dokumem pendukung itu di antaranya, seperti modul materi pelatihan, penugasan, petunjuk simulasi, dan sebagainya yang tekait dengan materi pelatihan.
“Dokumen-dokumen tersebut melengkapi kurikulum mata ajar yang sudah dibuat terlebihdahulu minggu lalu,” ujarnya.
Indro juga mengatakan, menurutnya dengan dilengkapi modul-modul dan dokumen-dokumen pelatihan lainnya, diharapkan bisa dilaksanakan secara terstandard. Mulai dari sisi konten materi, metode dan output pelatihan yang diinginkan.
Selain itu ia menjelaskan, pertemuan penyusunan kurikulum pelatihan integrasi untuk TKHI dilakukan tujuannya membuat konsep pelatihan yang lebih terstruktur, sesuai dengan kaidah-kaidah pelatihan.
Selanjutnya materi yang disusun harus dikoordinasi dengan Kementerian Agama. Karena materi-materi yang diberikan tidak hanya konten kesehatan tetapi juga konten penyelenggaraan haji.
Dalam penutupnya, ia pun menyampaikan harapannya, bahwa penyusunan kurikulum pelatihan ini bisa memberikan masukan yang lebih baik lagi terhadap penyelenggaraan haji, terutama di bidang penyelenggaraan kesehatan haji.