Kementerian Agama (Kemenag) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama masyarakat yang bergerak dalam biro perjalanan atau travel umroh membentuk wadah perkumpulan travel dan umroh dan haji atau Patuh NTB.
Kemenag setempat berharap setelah dibentuknya perkumpulan ini akan membasmi biro/agen travel umroh setempat yang tidak mengantongi izin usaha. Diharapkan dengan adanya perkumpulan ini tidak ditemukan lagi masalah dalam pelayanan jamaah.
Plt Kakanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB) H. M. Amin menyatakan, dengan didirikannya Patuh NTB ini kelak bisa membasmi travel-travel yang tidak berizin, dikutip dari Mataramnews.
Amin mengatakan bahwa Patuh NTB nantinya bisa menghalau hadirnya travel abal-abal di NTB agar jangan lagi ada kasus travel yang merugikan jamaah atau warga. Hal tersebut diucapkan saat pengukuhan pengurus Persatuan Travel Umroh dan Haji (Patuh NTB) periode 2020-2024, NTB, Rabu (4/2/2020).
Tujuan Pembentukan Wada Travel Umroh
Kenyamanan dan keamanan warga dan jamaah menjadi pemicu utama dalam pendiria wadah ini. Amin melanjutkan bahwa, melalui wadah Patuh NTB ini para jamaah dan warga yang berangkat ibadah bisa merasa aman dan nyaman.
TGH Turmuzi, selaku ketua terpilih Patuh NBT menyatakan bahwa Patuh ini hadir supaya bisa mengontrol trave-travel yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Turmuzi menyatakan pihaknya telah sepakat bekerjasama dengan pihak pemerintah NTB. “Bahwa setiap travel baru yang masuk ini harus atas rekomendasi dari kita supaya kita tahu ini dia kantornya di mana ijinnya seperti apa penanggung jawabnya siapa,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut TGH Turmuzi, kehadiran Patuh NTB juga bisa mengurangi hal hal tidak diinginkan terhadap jamaah atau warga.
Sementara itu, hingga sekarang sudah ada sekitar 21 travel baik umroh maupun haji di NTB yang sudah mendapat izin sebagai status cabang di Lombok dan dua kantor pusat.
Hal yang sama disampaikan juga oleh Ketua Dewan Penasehat Patuh NTB, Muharis, bahwa kehadiran Patuh bertujuan untuk menyelamatkan warga atau masyarakat supaya memilih biro perjalanan yang mengantongi izin dan bukan yang abal abal.
“Seperti apa yang dikatakan oleh pak Kanwil tadi lima pasti, yaitu pasti izin, pasti berangkat, pasti hotel dan pasti waktunya. Jadi itu kan ada lima pasti itu yang harus dilihat oleh para calon jemaah itu sendiri,” ujarnya.