Museum Nabi Muhammad atau Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam resmi dibangun di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara, Rabu, 26 Februari 2020.
Beridirnya museum Nabi Muhammad itu ditandai dengan peletakan batu pertama dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Masjid (DMI) Jusuf Kalla, Sekertaris Liga Dunia Islam Syekh Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi, Menteri BUMN Erick Thohir, Meteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan A Djalil dan Gubernur Anies Baswedan.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta dalam pembangunan Museum terbesar di dunia tersebut.
Selanjutnya, Kalla juga mengucapkan terimakasih kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena telah mencarikan lahan untuk pembangunan museum tersebut di kawasan Jakarta Utara.
Mudah-mudahan nanti museum ini bisa melihat matahari terbit dan terbenam, lanjut Jusuf Kalla. “Di samping juga bagaimana bisa mengetahui dengan jelas sejarah Rasulullah,” tandas Kalla saat memberikan sambutan.
Ketua DMI ini menegaskan bahwa pemeluk agama Islam di Indonesia memiliki tradisi memperingati hari lahir Nabi Muhammad atau maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj yang mana di dalam acara tersebut berfungsi untuk sarana meneladani jejak Nabi Muhammad SAW.
Namun, lanjut Kallah, untuk bisa mengetahui sejarah Nabi Muhammad tidak cukup dengan maulid Nabi dan peringatan Isra’ Mi’raj saja, maka harus juga disampaikan secara visual lewat museum itu.
Menurutnya, dengan penyajian visual, masyarakat dapat lebih memahami sejarah nabi dengan lebih baik ketimbang hanya lewat ceramah. “Karena dengan visual jauh lebih paham tiga kali lipat kecepatan visual dibanding dengan ceramah, jadi pemahamannya tentu bisa lebih baik,” tukas Kallah.
Museum Nabi Muhammad Menggabarkan Sejarah Islam Indonesia dan Dunia
Selain itu, museum peradaban ini juga akan memberi gambaran mengenai sejarah Islam secara utuh, baik sejarah Islam di Indonesia maupun sejarah Islam dunia.
Oleh karena itu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) bakal melibatkan tokoh dan sejarawan Islam untuk mengungkap sejarah Islam di Indonesia. Kalla berharap, museum sejarah Nabi dan peradaban Islam terbesar di dunia ini akan menyedot setidaknya 5 juta wisatawan per tahun.
Kallah melanjutkan, museum ini nantinya akan banyak membutuhka banyak tenaga ahli, untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan merekrut ratusan ahli untuk membangun museum tersebut.
Di samping itu, DMI berencana mengandeng ormas Islam untuk menjadikan museum ini dinamis. Dalam arti, tidak hanya melihat masa lalu tapi juga menatap masa depan.
“Kita ingin membikin museum yang dinamis, bukan yang statis. Ini museum yang dinamis, lengkap diskusinya, risetnya, dan konferensi,” ucapnya, dilansir dari Republika.co.id