Kisah azab yang diberikan oleh Allah SWT terhadap Kaum Tsamud yang ingkar terhadap ajaran Nabi Salih telah diabadikan di dalam Alqur’an. Nah, kota yang hancur berkeping-keping karena penduduknya menolak ajaran Nabi Salih itulah yang saat ini dikenal dengan nama Mada’in Salih.
Madain Salih merupakan sebuah kota kuno yang letaknya berada di bagian utara Arab Saudi. Kaum Tsamud dan Nabatea, yang hidup sejak 3.000 tahun sebelum Masehi, hidup antara zaman Nabi Nuh AS hingga zaman Nabi Musa AS, dulunya menempati wilayah yang terletak sekitar 25 kilometer dari kota Al-Ula ini.
Situs kuno ini terletak dalam posisi yang strategis di salah satu rute yang paling penting pada masa perdagangan kuno. Wilayah ini menghubungkan selatan semenanjung Arab ke utara, seiring dengan majunya pusat ekonomi dan kebudayaan Mesopotamia, Suriah dan Mesir.
Situs bersejarah ini dulunya dikenal dengan sebutan Al-Hijr atau Hegra dalam bahasa Yunani yang berarti Bukit Berbatu. Hingga akhirnya pada abad ke-14 seorang wisatawan dari Andalusia merubah namanya menjadi Mada’in Salih atau Kota Salih yang diambil dari nama Nabi Saleh AS.
Mada’in Saleh merupakan gugusan bebatuan pasir dengan bentuk yang begitu mengesankan dan terdiri dari bukit-bukit pasir beragam warna, mulai dari merah, kuning hingga putih. Bukit-bukit di Mada’in Salih dipahat menjadi bentuk rumah-rumah dengan arsitektur mirip peninggalan Yunani dan Romawi kuno. Total ditemukan 132 pahatan-pahatan di bukit-bukit yang digunakan untuk berbagai fungsi, seperti rumah, tempat pemujaan, serta makam.
Situs Mada’in Saleh terdiri dari empat bangunan inti. Bangunan pertama disebut dengan Qasr al bint, untuk putri-putri raja, kedua Al Diwan, untuk upacara-upacara keagamaan dan tempat berkumpulnya masyarakat, ketiga Alfarid yang berupa kuburan yang dibangun di dalam sebuah bukit batu, serta Area C, yang bagian depannya dipahat menyerupai rumah.
Pada tahun 2008, UNESCO memutuskan Mada’in Salih sebagai situs warisan dunia dan menjadikannya sebagai situs warisan dunia pertama di Arab Saudi.