Mesir didesak sejumlah negara Barat termasuk Amarika Serikat terkait pelanggaran HAM yang terjadi di negeri ini. Mesir diduga melakukan pembunuhan dan penyiksaan oleh apart keamanan.
Selanjutnya, Mesir diminta oleh Amerika dan negara-negara Eropa agar melepaskan sejumlah wartawan dan tahanan yang telah menyuarakan perjuangan hak nyatakan pendapat.
“Meski mengakui adanya ancaman terorisme di Mesir, kami menyerukan kepada pemerintah Mesir untuk menangani ancaman itu dengan lebih baik dengan mengurangi pembatasan kebebasan berpendapat,” kata Daniel Kronenfeld, penasehat HAM Amerika Serikat kepada PBB, dilansir Reuters pada Rabu, (13/11).
Dalam sidang HAM PBB yang berlansung di Jenewa itu membahas persoalan HAM di Mesir untuk pertama kalinya dalam lima tahun sebagai bagian dari eksaminasi reguler atas semua negara anggota PBB.
Selanjutnya, Kronenfeld juga mendesak untuk mengatasi isu impunitas dengan menginvestigasi secara kredibel tuduhan pembunuhan ekstrajudisial, penyiksaan, dan penghilangan orang secara paksa oleh petugas keamanan.
Pasalnya, selama ini pemerintah Mesir sering mengelak kritik atas tuduhan HAM dan kondisi penjara menjelang kajian oleh PBB pasca penangkapan besar-besaran di negara itu.
Kairo beralasan mencoba menyeimbangkan penanganan terorisme dengan menghormati HAM publik. AS telah keluar dari Dewan HAM PBB pada 2018 dan hanya datang pada saat mengkaji rekam jejak HAM anggota PBB.
Pemeritah Inggris dan Swedia Juga Turut Mendesak Mesir
Pemerintah Inggris dan Swedia juga menyuarakan keprihatinan atas berbagai pembatasan aktivis Mesir oleh pemerintah termasuk lewat penangkapan dan pembatasan perjalanan hingga pembekuan aset.
Menanggapi banyaknya kritik ini, kepala delegasi Mesir membela rekam jejak HAM dari Presiden Abdel Fattah el-Sisi. Menteri Urusan Parlemen, Omar Marwan, mengatakan ada larangan penyiksaan secara umum meskipun dia mengakui ada kasus tertentu terjadi.
Reuters melansir ada sekitar 3.000 orang termasuk pengacara dan akademisi yang ditahan karena dituding menyebarkan kebohongan lewa sosial media, bergabung dengan kelompok terlarang, dan melakukan demonstrasi tanpa izin.
Data ini dilansir oleh Komisi HAM dan Kebebasan Mesir. Penangkapan – penangkapan ini terjadi semakin intensif setelah terjadi protes langka terhadap Sisi di Kairo dan sejumlah kota lainnya pada September menuntut Sisi agar mundur dari jabatan Presiden.